Showing posts with label photography. Show all posts
Showing posts with label photography. Show all posts

July 26, 2016

My Pregnancy Story: Maternity Photography

Melihat foto-foto maternity yang berseliweran di Instagram bikin kepengen juga. Tapi saya dan suami ngga mau foto studio, rasanya kayak lebay dan ngga penting-penting amat. Hehe.. Minta bantuan teman untuk fotoin juga ngga ada. Alhasil kami berdua foto-foto sendiri: menentukan spot hingga menata gaya. Kami cari dulu referensi fotonya di Instagram maupun website. Sederhana dan seadanya memang, tanpa dress code ala-ala atau efek baju yang tersibak angin dari blower atau properti-properti lucu. Tapi yang paling penting, saya dan suami dapat mengabadikan momen berharga saat Baby F masih di perut. Bagaimana tiap bulannya perut ini semakin membesar yang artinya Baby F juga tumbuh di rahim saya. Nantinya, foto-foto ini akan mengingatkan kami bagaimana rasanya menunggu kehadiran buah hati, bagaimana rasanya saat tahu pertama kali hamil, bagaimana rasanya melihat Baby F gerak-gerak saat USG, dan bagaimana rasanya menunggu Baby F terlahir ke dunia. 

Photoshoot bersetting di halaman rumah Cimahi, jendela kamar tidur, hutan jati Cibungur Purwakarta dan Situ Buleud Purwakarta. Berbekal kamera iPhone, kami jeprat jepret mengikuti foto rujukan yang didapat dari situs-situs internet. Hasil foto kami olah dengan aplikasi Snapseed atau VSCO. Hal lucu saat akan pemotretan di hutan jati Cibungur, saya harus mangantongi bawang putih sebagai penolak bala. Kata orang tua sih biar setan atau jin tidak 'ngikut' atau 'nempel' sama kita. :D Percaya ngga percaya ya, tapi mengikuti nasihat orang tua apa salahnya sih. Daripada ketempelan beneran. *ketok-ketok meja*

Susahnya ngga ada yang fotoin itu saya dan suami ngga bisa foto berdua! Mau minta tolong orang malu ah. Jadi kamera cukup dipasang timer saja. :D 

Dear Baby F, ini foto mama papa waktu kamu masih di perut. Mama Papa udah ngga sabar ketemu kamu. Sehat sehat terus, anakku. Sebentar lagi kita ketemu ya terus foto-foto bareng :D







Yang ini bukan maternity photo, cuma pengen foto aja waktu lagi jalan pagi di Situ Buleud. :D


March 29, 2016

Roti Selai, Kedai Roti Mungil di Dago

Mungil. Begitulah kesan pertama memasuki kedai roti yang berada di kawasan Bandung Utara ini. Luasnya kira-kira hanya 2 x 10 m2 dan memuat 10-15 pengunjung saja. Mirip seperti koridor rumah. Namun, tata ruang dan desain tempat ini sungguh apik sehingga pengunjung betah berlama-lama. Cafe ini mengingatkan saya pada cafe-cafe mungil di pinggiran Italia atau Perancis seperti di film-film. Saya mengetahui tempat ini setelah membaca review dari Bandung Diary.

Seperti namanya, kudapan utama yang disajikan Roti Selai adalah homemade bakery dengan berbagai macam selai seperti roti kukus, sandwich, dan garlic bread. Saya menjatuhkan pilihan pada roti kukus sarikaya dan sebotol jus markisa. Tak perlu berlama-lama menunggu, menu pesanan kami datang dari dapur kecil Roti Selai. Plating-nya sederhana, roti kukus berwarna kuning keemasan disajikan hangat di piring kayu dengan garnish daun mint dan brown sugar di atasnya. Saya mengambil potongan pertama. Hmmm...lezat. Selai sarikayanya benar-benar alami. Suami pun menyukainya. Jus markisa yang dikemas dalam botol kecilnya juga menyegarkan dan tanpa bahan pengawet.

Menu makanan selain roti yang menjadi andalah Roti Selai adalah Curry Rice dan Omellete Rice. Katanya sih Curry Rice nya benar-benar menggoyang lidah. Saya tidak mencobanya karena sudah terlalu kenyang, mungkin kunjungan berikutnya patut dicoba. Roti Selai juga menjual selai produksi sendiri yang sepertinya dapat dibeli secara online. Kalian bisa memfollow instagramnya di @rotiselai.

Roti Selai
Jl. Raya Dago Golf Raya no.39
Senin - Minggu, Jumat tutup
08.00 - 17.00

















January 15, 2016

Throwback: 2nd Prewedding Photoshoot in Bandung

Yes, this was our second prewedding photoshoot! :D
Why did we have the second? Because it was included in the all-in package of the wedding photography. It was taken around February last year at Little Wings Cafe in Bandung.

I will tell you more about it later. Just enjoy our prewedding photos in the following. :D











November 09, 2013

Bukit Moko: Puncak Tertinggi Kota Bandung


Bukit Moko. Pasti tidak semua orang mengenal tempat ini. Masih kalah pamor dengan Punclut. Tapi tempat ini menurut saya lebih indah dibanding dataran-dataran tinggi di kota Bandung. Puncak tertinggi kota Bandung yang berada di ketinggian 1.500 dpl ini letaknya di jalan Padasuka. Tau Saung Angklung Udjo kan? Nah dari sana perjalanan ke Bukit Moko bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dengan kendaraan bermotor.

Jalan dari Saung Udjo hingga ke Caringin Tilu yang sangat menanjak masih bisa dilalui dua kendaraan karena jalan cukup lebar. Namun mulai dari Caringin Tilu sampai puncak, jalan menjadi sangat berbatu dan hanya bisa dilewati satu kendaraan roda empat saja. Oiya, kalau ingin ke Moko dianjurkan kendaraan dalam keadaan fit karena tanjakannya benar-benar curam. Kalau menggunakan mobil sebaiknya jangan sedan, walaupun ketika saya ke sana banyak juga pengunjung yang membawa sedan seperti Baleno dan Vios. Dan jangan lupa berdoa semoga tidak ada mobil lain saat naik. Kalau ngga, you will die! Yaiyalah mau minggir ke mana coba, pinggir-pinggir udah tanah miring.

Saat ngebolang ke Bukit Moko kemarin, saya ditemani Neni, my long-lost friend. Dengan motor Beat, kami meluncur sehabis Ashar. Tujuan kami memang melihat sunset. Di setiap tanjakan, kami pasti komat-kamit baca doa agar motor bisa kuat dan sampai di atas. Satu demi satu tanjakan dilahap dengan mulus, sampai pada dua tanjakan terakhir saya rasa motor tidak akan kuat jika kami berboncengan. Maka, si Neni harus jalan kaki sendiri ke atas. :p

Di tanjakan pamungkas yaitu jalan menuju Warung Daweung, warung kopi satu-satunya di Bukit Moko, nyali saya ciut dan saya menyerah. Motor pun saya titipkan di rumah warga yang letaknya tepat sebelum tanjakan ke Warung Daweung. Perjalanan yang ditempuh dengan susah payah ini terbayar dengan pemandangan super duper awesome. Kota Bandung bisa terlihat 270 derajat sehingga kita bisa melihat sunrise dan sunset dari tempat ini.

Sekarang, biar gambar-gambar di bawah yang bercerita. Because pictures speak a thousand words. 






Jalan menuju Warung Daweung
Spoiler for stoney road
Tempat parkir di Warung Daweung yang lumayan luas
Maaf nge-blur :p

Deretan pohon pinus di Bukit Moko. Next time, I should explore the woods.

Sebelah kanan adalah Gunung Tangkuban Perahu
The iconic solo tree and lamp of Bukit Moko
Another iconic view of Bukit Moko


Citylight. Aslinya bagus bangeeeeeeeetttttt. Berasa di atas danau berbintang.
Ternyata perjalanan pulang lebih menegangkan. Nggak nyangka jalan turun itu lebih serem ketimbang naik. Mana nggak ada lampu. Tapi saya nggak kapok ke sini. Suatu saat saya pasti balik lagi ke tempat ini. Janji!

October 13, 2013

Taman Kupu-kupu Cihanjuang

Weekend kali ini saya memaksa bapak, mamah, dan adik saya untuk mengunjungi Taman Kupu-kupu Cihanjuang. Kawasan konservasi kupu-kupu ini berlokasi di Jalan Cihanjuang Cibaligo KM 3,3 No. 58 Bandung Barat dan bisa ditempuh hanya dalam waktu 15 menit dari rumah saya. Agak sedikit kecewa ketika pertama memasuki tempat ini karena banyak fasilitas yang tidak terawat seperti lahan parkir dan warung makan yang letaknya di sekitar tempat parkir. Selain itu kawasan kebun dan outbound juga sangat tidak terawat.

Di sebelah kiri gapura pintu masuk Taman Kupu-kupu terdapat deretan gazebo bagi pengunjung yang ingin menikmati makanan dan minuman. Sayangnya menu yang ditawarkan sangat terbatas.

Untuk masuk ke penangkaran kupu-kupu, pengunjung akan dikenai biaya sebesar IDR 20.000. Biaya tersebut sudak termasuk pin yang harus dipakai saat memasuki lokasi penangkaran kupu-kupu. Sebelum masuk, pengunjung harus memakai lotion anti nyamuk.

Selain konservasi kupu-kupu dan tempat makan, Taman Kupu-kupu Cihanjuang juga menyediakan fasilitas gedung serbaguna yang dapat digunakan sebagai event wedding atau event lain. 





Gedung Serbaguna Semi-outdoor