Showing posts with label Personal Life. Show all posts
Showing posts with label Personal Life. Show all posts

April 06, 2015

The Proposal


19 Desember 2014, hari Jumat.

Nangis-nangis dalem mobil jam sepuluh malem depan rumah gara-gara masnya pake drama segala mau mutusin. Terus tiba-tiba ngeluarin cincin yang makin membuat saya nangis kejer, bukannya berenti :D.

Lamaran yang biasanya cuma saya liat di film atau FTV kealaman juga. :D

I love you forever, calon suamiku dunia akhirat. :*


Soulmate

Doa-doa mengalir bergantian dari teman-teman mengiringi langkah saya menuju hari besar yang tinggal lima hari lagi. Alhamdulillah.

Setahun yang lalu saya benar-benar nggak tau siapa yang bakal jadi jodoh saya. Mulai dari dikenalkan oleh orang tua, temen dari temennya temen, pokoknya orang-orang di sekitar berusaha membantu saya menemukan sang belahan hati. Tapi ternyata nggak satu pun yang cocok dan nggak jarang pria-pria tadi hanya PHP. Sedih, perih, galau, kecewa udah biassaaaaa. Yah mencoba membiasakan diri dengan kata lain. Nggak tau mesti cari ke mana lagi. Hopeless...

Dan pada akhirnya ketemu masnya di saat saya hampir putus asa meminta seorang jodoh dari Allah...
... rasanya itu luar biasa...
... luar biasa bahagia...
... luar biasa bersyukur...
... bersyukur ternyata Allah itu Maha Adil dan Maha Baik.

Maka nikmat Allah manakah yang kau dustakan. :)

March 07, 2015

Everyone's (My) Goal


Everyone has their own marathon to run. I hope everyone reaches the finish line.
Setiap orang punya perjuangannya masing-masing. Dengan caranya sendiri.

Tujuan hidup setiap manusia pasti beda-beda. Untuk sampai ke sana, nggak semulus yang diharapkan. Harus lewat jalan penuh liku, bebatuan, kerikil, paku, dan berlobang dulu baru bisa nyampe. Perjuangan dalam urusan mencari nafkah, mencari pendidikan yang lebih baik...hingga perjuangan mencari cinta. *eaaa haha tapi serius sih ini*

Bekerja sana sini dari pagi sampe malem, kuliah 10 jam sehari dan pulangnya masih begadang bikin tugas, terus ditambah kehidupan percintaan yang karut marut ngga jelas juntrungannya. Ada yang kayak begitu? Ada! *ini bukan curhat ya :D*

Ah, akhirnya pasti tujuan hidup dan mimpi saya juga seperti kebanyakan orang: menikah dengan lelaki yang dicintai dan mencintainya, punya anak, hidup mapan dan bahagia, masuk surga. Satu-satu goal tersebut mudah-mudahan bisa diraih atas izin dan ridho-Nya. Iya, dengan perjuangan yang panjang, dengan cara yang ngga mudah memang. Dan tidak lupa bersyukur pada Dzat Yang Punya Hidup. Alhamdulillah selalu diingatkan oleh orang-orang yang menyayangi saya agar terus berusaha dan pandai bersyukur, termasuk masnya. (Iya kalian ngga salah baca, dan saya ngga salah ketik. :))) Finally punya seorang calon pendamping hidup. Nanti saya pasti cerita tentang si beliau. Hehe...)

Eh iya, belum menyapa blogwalkers :D Sudah lama sekali saya tidak mengupdate tulisan di blog ini. Well... tulisan kali ini sekadar pemanasan blogging untuk selanjutnya. Ini juga sekaligus post yang mengawali tahun 2015 saya dan yang akan mengawali cerita kehidupan baru saya yang pasti penuh warna warni kelap kelip seperti galaksi bima sakti. :D

Bismillah. :)

September 16, 2014

#20factsaboutme


Mengikuti jejak para master instagram menuliskan #20factsaboutme, here it is I have written my own. (Nggak dishare di instagram karena kepanjangan hehe..)

1.  Liverpudlian. Gara-gara ini bermimpi bisa nerusin kuliah di Liverpool biar bisa sering-sering main ke Anfield liat Stevie G.
2. Baru-baru ini hijrah ke Apel Kroak. Horeeee. :D
3. American TV Series Addict dan Shah Rukh Khan movies Addict. :p
4. Jangan pernah kirim-kirim game invitation lewat LINE! Plis!
5. Last minute girl. Karena punya prinsip bahwa ilham akan muncul di saat-saat terakhir. Setuju?
6. Gara-gara Instagram jadi suka photography.
7. Dulu pemalu sekarang malu-maluin.
8. Nggak akan ngomong duluan kalo nggak dipancing. Yeah kasih gue bola pancingan! :D
9. Gengsian!
10. Stalker stadium 4. Sumpah! But you know, sometimes, being kepo can hurt you.
11. Pernah nabrak tiang listrik yang baru dicat gara-gara lagi galau. *ngakak dulu*
12. Paling bisa menyembunyikan perasaan. Di depan bisa terlihat biasa aja, tapi di belakang..oh you better don’t know this. :p
13. Susah move on, kalo udah suka yang itu ya yang itu.
14. Agak sering dibilang misterius. Susana kaleee misterius. :D
15. Sangat menyesali pernah menuliskan status-status alay di facebook :/
16. Paling takut sama ulat dan kehilangan orang yang disayang. :p
17. Candy Crush fighter. Udah sampe level 471. Dan entah kenapa nggak mood nerusin gara-gara kesusul temen. :/
18. Punya cinta pertama waktu SD dan sedang menunggu cinta terakhir. *eh keceplosan*
19. Pernah berpikir salah jurusan waktu semester akhir kuliah. Telat banget yak..hehe..Tapi sekarang justru menikmati jadi pengajar.
20. Someone you can be silly with. :D 

August 12, 2014

Belajar Investasi

Melihat saldo di buku tabungan yang kian meningkat - cieeee :p - saya merasa kalo disimpan saja nilainya tidak akan berkembang. Jadi saya mulai gali informasi kira-kira investasi apa yang bisa menguntungkan. Sempat terpikir untuk memulai bisnis, jualan apa gitu yang penting uang saya berputar dan menghasilkan profit. Tapi memulai bisnis itu tidak mudah loh, dulu saya pernah jadi salah satu konsultan sebuah produk kecantikan MLM. Harus berani menawarkan produk ke orang-orang. Belum lagi saat harus mengambil pesanan ke kantornya, ngantrinya panjang gila, udah kayak terminal bus pas mudik. Susah gening cari uang teh. :( Berjualan suatu produk juga harus ada kreativitas dan inovasinya, saya nggak mau jd follower jualan hijab yang lagi ngetrend sekarang. Udah banyak saingannya gitu. Hehe. Emang dasar nggak punya jiwa bisnis ya. Jadi let's skip this thing!

Selanjutnya, saat ke bank saya ditawari untuk berdeposito dengan jangka waktu yang fleksibel dan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa tentu saja. Katanya sih bisa 5 sampai 7 persen. Lumayan tuh daripada diendapkan saja di tabungan, pikir saya. Akhirnya sebagian uang pun saya depositokan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.

Tadinya, berhentilah pemikiran tentang investasi di deposito barusan. Tapi baru-baru ini seorang teman lama mengajak berinvestasi di futures trading atau perdagangan berjangka. Karna saya sangat sangat awam dengan dunia ini, saya hanya bisa menyimpulkan bahwa ini mirip-mirip dengan saham. - so sorry for my shallow understanding. This ain't my thing.

Biar lebih jelas perbedaan bursa saham dan bursa berjangka, saya mengutip sebuah tulisan dari Smita yang dimuat di artikel keuangan di Majalah Femina.

Bursa saham memperjualbelikan saham – surat bukti kepemilikan sebuah perusahaan – dari perusahaan-perusahaan terbuka, sementara bursa berjangka memperjualbelikan kontrak jual-beli. Misalnya, kontrak jual beli emas atau index futures.

Ranah bermainnya teman saya ini bukan di emas tapi di index futures. Oiya teman saya ini bernaung di bawah perusahaan sekuritas bernama PT. Agrodana Futures. Kelebihan berinvestasi di sini, bagi pemula seperti saya, yaitu kita bisa invest dengan modal minimal sejumlah $500 saja. Istilahnya disebut mini account. Kelebihan lainnya adalah berinvestasi dengan mini account risikonya tidak setinggi seperti di akun-akun reguler dengan minimal modal $5000.

Menurut artikel-artikel yang sudah saya baca, jika ingin berinvestasi di pasar saham maka lebih baik dimulai dengan modal yang tidak terlalu besar. Wira dari juruscuan.com juga mengatakan "Bukankah perjalanan 1000km dimulai dengan satu langkah kaki?" Aiih bener banget. Jadi semakin termotivasi. Siapa tau di masa depan saya bisa menanam modal berMM seperti para investor kelas kakap itu. Hehe. Btw, teman saya menjanjikan keuntungan $15 per harinya. Kalo sebulan? Wah cukup menggiurkan bukan?

Bismillah aja deh. Semoga kalaupun ada loss - pasti sih - bisa ditutupi dengan capital gain yang dibuat selanjutnya. Aamiin. Hehe.

Udah segitu dulu aja deh nulisnya. Nanti saya update bagaimana perkembangan investasi ini.

Let's make money! Salam super! :D

August 07, 2014

Post Graduate Degree Mission Accomplished!

Apa kabar duniaaaa?

Udah beberapa bulan ini saya tidak nongol di sini sejak Februari. Maklum lah mahasiswa pasca sarjana yang - saat itu - dikejar deadline tesis karena takut lewat lagi semesternya dan bingung nanti harus bayar pake apa.

Tapiiiii...

...saya sekarang udah lulus loh pemirsah. Pengumuman ya sekali lagi: saya SUDAH DINYATAKAN LULUS! walaupun sebenarnya pernyataan ini baru disahkan oleh selembar kertas bernama Surat Keterangan Lulus, BUKAN Ijazah. Hahahaha. Ga papa lah bok yang penting eyke nggak harus bolak balik bimbingan lagi. Sidang Tahap 1 dan 2 juga sudah terlewati dengan mulus semulus kulit artis Korea dan sedikit bodor. Bodor karena yang saya kira si penguji A killer eh malah nggak sampe 5 menit ujian sidang saya beres. Sidang yang sungguh feel-nya nggak dapet! *belagu*

Dan si penguji B yang kata orang-orang 'baek kok bapaknya', eh saya dicecer abis-abisan. Pas beres rasanya kayak abis melewati lapangan penuh ranjau darat dengan selamat. Lah berarti nggak semulus kulit artis korea ya. Hehe.. yah saya anggap begitu karena saya bisa handle pertanyaan-pertanyaan menjebak yang dilontarkan dan saya HANYA diuji selama satu jam, sedangkan teman-teman yang lain ada yang sampe tiga jam.

Nah revisi pegimana?

Yah kalo ada revisi wajar itu mah. Tinggal ikutin apa yang disarankan penguji dan tentunya dikerjain revisinya, jangan dipeuyeum. Hihihi. Itu saya sih. Draft tesis pasca sidang yang penuh dengan coretan saya biarkan teronggok di sudut kamar. Belum tersentuh! Semoga belum lupa apa aja yang harus direvisi. Minggu depan harus segera diberesin nih.

Teruuus untuk wisudanya baru akan digelar bulan Desember mendatang.

Well...alhamdulillah saya bisa menyelesaikan studi S2 ini akhirnya.

Target selanjutnya pun sudah saya pasang. Minta doanya saja untuk kelancaran semuanya, terutama soal j........... *kemudian mati lampu* 

November 23, 2013

Cinta Karena Allah

"Jika fisik yang dicintai, bagaimana mencintai Allah yang tak berwujud?"

Langsung buru-buru Istighfar sebanyak-banyaknya setelah membaca tweet dari salah satu teman tadi malam. Seringkali kita mencintai seseorang hanya kerana soal fisik. Dia cantik lah, dia ganteng lah, dia bodinya aduhai seperti Rihanna lah de el el. Dan banyak dari kita, pada akhirnya, sadar bahwa kecantikan fisik bukan segala-segalanya. Cantik fisik atau ganteng fisik mah sifatnya sementara. Semua orang pasti akan menua: menjadi keriput, beruban, renta. Sudah kodratnya begitu, manusiawi.

Sekarang...
Nyatanya, banyak pria --juga wanita-- yang berpaling pada sosok lain yang secara fisik lebih dari pasangannya terdahulu. Yang di foto fesbuknya, kelihatannya, bertubuh putih molek, yang di DP BBM-nya berpose unyu layaknya ABG tanggung.

Hih. Amit-amit laki gue nanti kaya gitu. *ketokketokmeja*

Dan kalau ada pria semacam itu --yang saya yakini keberadaannya melebihi sepuluh sejuta kali lipat populasi alligator di Sungai Amazon-- asingkan saja mereka ke pulau tak berpenghuni seperti pulau di film Cast Away-nya Tom Hanks. Biar mati kelaparan dia di sana.

Emosih. Huh.

Jadiii...
Kecantikan hatilah yang sebaiknya kita cari dari calon pasangan kita kelak. Apakah dia selalu menegakkan solatnya? tepat waktu? Apakah solat sunnatnya dia kerjakan pula? Bagaimana dengan sedekahnya? Karena itu menandakan kepatuhannya pada Dzat Yang Memiliki Hidup, cintanya pada Allah. Maka jika dia begitu mencintai Tuhannya, dia tidak akan berpaling darimu. Percayalah.

Saya juga sebagai wanita masih banyak kurangnya. Secara fisik juga spiritual. Pasti. Maka saya harus terus berusaha memperbaiki diri. Bukan di hadapan manusia, tapi di hadapan Sang Pencipta.

Wahai pembaca yang budiman...
...jangan kamu sia-siakan hidupmu dengan seseorang yang mencintaimu hanya karena fisik semata dan yang tidak taat pada Tuhannya. Sebab, nanti kalau ada yang lebih cantik pasti ditinggalkannyalah kamu. Kalau Allah saja berani dia tinggalkan, apalagi kamu.

Iya, saya juga tidak mau.

Semoga Allah segera menunjukkan, si beliau --jodoh dunia akhirat saya--, yang saya tahu dia akan mencintai saya karena Allah.

Dan...
...semoga catatan kecil ini dapat menyadarkan, atau paling tidak mengingatkan, para pria atau wanita yang seenak udelnya pindah ke lain hati karena urusan fisik (serta harta). Semoga mereka ini digerakkan jari jemarinya oleh Tuhan untuk mengetikkan URL blog saya pada laman internetnya untuk kemudian membaca tulisan ini dan sadar bahwa tindakan mereka itu sungguh bodoh.

Udah ah segitu dulu, saya mau ngajar sebentar lagi. Cheers. :)

*note ini selesai ditulis pukul 12.50. Minggu, 24 November 2013. Entah kenapa saya tidak bisa menyetel tanggal dan waktu yang muncul di bar setelah note ini. Ah sudahlah tidak penting. Mungkin lain kali saya ulik.*

November 09, 2013

Berganti Peran

--Kelas Media Pembelajaran, pukul satu lewat, dan saya kelaparan--

Mahasiswa deretan paling depan memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan antusias ketika salah seorang temannya sedang memperagakan media yang ia bawa. 
Tapi tidak sedikit pula yang menatap kosong ke depan. Pikirannya sudah melanglang ke kantin depan kampus sepertinya.
Lain halnya dengan dua orang di barisan tengah. Mereka saling berbisik lalu tertawa sembunyi-sembunyi.
Kemudian seseorang di bangku paling belakang terlihat curi-curi pandang ke bawah dan tersenyum simpul: membaca pesan pendek dari sang pujaan hati dari gelagatnya ini mah.
Di pojok kelas, dua orang mahasiswa paling masa bodoh dengan lingkungan sekitar terlihat bosan dan menahan kantuk.

Ah tiba-tiba saya rindu masa-masa kuliah dulu. Kuliah S-1 tentu saja, ketika saya seumuran mereka. Saya tipe mahasiswa akademis dan sedikit hedonis. Di kelas, saya termasuk mahasiswa yang rajin mengerjakan tugas dan menganggap IPK adalah segala-galanya. Dengan kata lain, saya selalu belajar mati-matian menjelang ujian atau di waktu senggang sekalipun. Tapi, keakademisan saya juga patut dipertanyakan. Kenapa? Karena saya selalu menghindari bangku paling depan, wilayah strategis dosen untuk melempar pertanyaan atau sekedar tatapan. Menurut saya, posisi teraman ya di tengah! Kalau bisa orang yang duduk depan saya badannya lebih jangkung dan lebih besar ketimbang saya. Jadi saya terbebas dari pandangan dosen sebagai sasaran. Hehe. Ruang gerak saya untuk ngobrol dengan teman sebelah juga lebih fleksibel. Kalau si dosen sudah terlihat membosankan maka perbincangan 'nanti makan di mana?' pun dimulai. Kadang saya main SOS saking hampir mati kebosanan. Eh main tebak-tebakan jodoh-kita-siapa-mobilnya-apa-rumah-di-mana juga sering. Ini sih kalo tipe dosennya sebodo-amat-mahasiswa-gue-mau-ngapain. Hahahaha. Yes, it was silly and did happen.

Salah seorang mahasiswa nyeletuk dan membuat seisi kelas dipenuhi tawa. Lamunan saya tentang masa muda itu pun buyar. --berasa udah tua banget yak :p.

Lagi-lagi celetukan-celetukan mahasiswa saya mengingatkan teman-teman seperjuangan dulu, Dik C 2006 alias Hardliners. Ah si X teh mungkin si ini yang suka cari perhatian, si Y teh si itu yang bodorannya walaupun simpel tapi selalu berhasil membuat saya tertawa terbahak-bahak sampai sakit perut, si Z teh si dia kali ya yang suka ngegombalin. Hal lain yang bikin kangen adalah duduk-duduk lesehan bareng teman sekelas di pinggir jurusan. Tidak akan bergerak kalau belum ada yang mengusir. Bergosip sambil menunggu kelas selanjutnya. Dan kadang akan bertindak heboh kalau si kecengan tiba-tiba muncul. Kalau dosen mendadak tidak hadir, saya dan lainnya akan bersukacita kemudian kabur ke kosan untuk nonton DVD atau melarikan diri ke Ciwalk untuk makan atau nonton film terbaru.

Sudah dua tahun berlalu, posisi saya tergantikan oleh mereka-mereka yang duduk di kelas saya. Saya pun berganti peran menjadi seorang dosen yang kehadirannya akan didambakan atau malah ketidakhadirannya akan disambut sukacita oleh mahasiswa seperti saya dulu.

Yaaah roda kehidupan berputar, saya dulu seperti mereka dan sekarang harus move on. :)

August 26, 2013

Dua Puluh Lima...

...usia di mana saya berefleksi diri apa saja yang sudah dilakukan dua puluh lima tahun ke belakang. Bukan sebentar memang.

...usia di mana saya bersyukur Allah telah mempercayakan sebuah kesempatan untuk mengenali diri sendiri dan Dzat-Nya sebelum saya mengenali orang lain.

...usia di mana saya mulai merencanakan kembali mimpi-mimpi (dan dengan siapa mimpi itu dicapai).


Terima kasih Ya Allah atas berkahMu hingga hari ini.

August 22, 2013

Dicegat Polisi

Sudah berapa kali kah anda diberhentikan polisi saat berkendara? Saya belum, dan kemarin adalah pengalaman pertama saya.

Begini ceritanya...

Saat saya berkendara di jalanan Cimahi yang terik --halah-- dari jarak sepuluh meter saya bisa melihat beberapa bapak polisi sedang melakukan operasi. Udah ngerasa deg-degan duluan sih dari kejauhan karena saya tahu mereka sedang melakukan operasi pemeriksaan kelengkapan surat-surat berkendara. Tapi saya kan bawa surat-surat lengkap, SIM dan STNK ada semua di dompet. Seat belt juga dipake. Terus kenapa ya bawaannya cemas aja kalo ada polisi lagi operasi? Karena imej mereka yang suka cari-cari kesalahan pengendara dan akhirnya meminta uang denda kayaknya mah ya.

Dengan muka lempeng sok-sok ngga liat polisi di pinggir jalan, saya pun mengarahkan mobil ke kanan ketika hampir sampai perempatan karena memang tujuan saya ke situ. Lah kok malah si bapak polisi meminta mobil saya ke pinggir. Muka lempeng sayah nggak berhasil pemirsah!

"Bisa liat SIM-nya, bu?" *lirikan mata pak polisi ini sungguh intimidating dan membuat grogi* *duh*
"Ini, pak." *sodorin SIM sambil gemeteran*
"STNK?"
"Sebentar." *mencoba kalem karena mendadak STNK susah dikeluarin dari dompet* "Oh, ini dia pak."
"Ya saya liat dulu." *ngecek sambil liat plat mobil depan*
*tahan napas* << ngga perlu juga sih tapi ini sungguh terjadi
"Oke. Terima kasih, bu. Silahkan jalan."

Hhhhhh...saya pun mengambil tarikan nafas panjang. Tuh kan ngapain takut ditanya surat-surat kalo emang lengkap mah.

Tapi ada satu nih yang lolos dari perhatian si bapak polisi tadi. Plat nomer mobil belakang saya itu ada tulisan nama mamah lho, yang mana tidak diperbolehkan sebenarnya. Fyuuuh. Syukurlah uang lima puluh ribu tidak jadi melayang. :D

About Being Grateful

Bulan Februari kemarin untuk pertama kalinya saya mengajar mahasiswa. Kalau disebut dosen rasanya belum pantas, saya lebih suka dengan istilah asisten dosen saja. Rasanya excited terjun ke dunia baru dengan tantangan baru. Selain itu, sempet bingung juga sih, banyak hal yang tidak saya ketahui tentang metode mengajar di bangku kuliah, materi, penilaian dan sebagainya. Tapi bukan tentang kebingungan saya yang ingin saya share di post kali ini, melainkan rasa syukur.

Well, saya benar-benar bersyukur ketika saya mengajar kelas karyawan di mana mayoritas mahasiswanya sambil bekerja dan umurnya di atas saya. Saya merasa "Alhamdulillah di umur yang terbilang muda saya diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2 dan sekarang Allah mengizinkan saya menjadi pengajar muda di dua perguruan tinggi."

Ada beberapa mahasiswi yang dengan antusiasnya bertanya: "Ibu kelahiran taun berapa? lulus taun berapa?" Ada juga yang nyeletuk "saya kira temen baru loh bu pas liat ibu masuk kelas. hehe."

Saya dan mereka pun akhirnya ngobrol-ngobrol sedikit. Salah seorang dari mereka bilang bahwa ia kuliah sambil bekerja untuk membiayai uang SPP. Nah di sini saya juga bersyukur sekali tapi sekaligus terselip rasa malu. Bersyukur karena saya tidak usah susah payah banting tulang untuk membiayai kuliah. Saya bisa fokus pada studi saya sementara mereka harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjan. Bukan hal yang enteng. Kalau malu, ya karena untuk biaya kuliah saya masih dibantu oleh orang tua.

Oh iya saya juga teringat ketika melamar ke perguruan tinggi di mana saya menginduk, segalanya benar-benar mudah. Pokoknya mah lancar jaya deh! Saat itu ceritanya saya menyerahkan lamaran ke Prodi Pendidikan B. Inggris, eh kata sekretaris prodinya hari itu adalah hari terakhir penerimaan berkas pegawai baru. Wow how lucky I am, saya datang di saat-saat akhir. Kata beliau lagi, wawancara dimulai hari itu juga pukul 14.00. Saya hanya harus menunggu dua jam. Dan saat wawancara pun, walaupun salah satu interviewer bilang bahwa jawaban saya terlalu klise dalam hal salary, beliau ini meloloskan saya juga. Yeay! Bahkan saya dapat bonus diminta untuk menjadi Language Laboratory Assistant di sebuah perguruan tinggi milik tentara di kota saya oleh Dosen Pembina saya. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Bersyukur sekali ketika orang lain sulit mendapat posisi sebagai dosen, saya malah diberi kesempatan dan kepercayaan dengan sangat mudahnya oleh Allah untuk menempati posisi tersebut.

Kemudian, di penghujung bulan Agustus ini pun saya diminta untuk menjadi Dosen Pembimbing untuk mahasiswa yang sedang melaksanakan PLP di sekolah-sekolah. Baru pertama menjadi dosbing, saya sudah dipercaya untuk membimbing 12 orang mahasiswa. Sempet juga dikira saya salah satu mahasiswa PLP oleh pihak sekolah. Hehe. Yah berbekal pengalaman saya mengajar, baik dulu ketika sama-sama menjadi praktikan di sekolah, pengajar di SMK dan sekarang menjadi pengajar muda di perguruan tinggi, saya mencoba berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan mereka-mereka calon Sarjana Pendidikan.

Semoga saya bisa terus berbagi ilmu yang bermanfaat.
Semoga Allah terus melimpahkan rezeki dan rahmatNya pada saya.
Dan...
semoga saya menjadi orang yang pandai bersyukur.

Bisa saya mintakan AAMIIN-nya?
AAMIIN.
:)

August 12, 2013

Serba Pertama Kali

Kata teman-teman, saya orang paling lempeng sedunia. Jarang sekali saya menunjukkan ekspresi dan emosi yang meledak-ledak. Kata mereka lagi, saya nggak pernah nunjukkin yang namanya sedih, selalu ceria seperti tidak punya beban masalah. Selain itu, mereka juga sering bilang bahwa saya wanita dengan gengsi setinggi langit dalam hal mengutarakan isi hati.

Tapi...
di tahun ini...
serba untuk pertama kalinya...

...saya minta maaf sama mamah secara eksplisit dan dari hati yang paling dalam hingga meneteskan air mata.
...setelah belasan tahun akhirnya saya memeluk adik perempuan saya dengan sangat erat saat dia kehilangan lelaki yang dicintainya karena menghadap Illahi.
...saya mohon doa secara lisan dan sungguh-sungguh kepada kedua orang tua. -- yah biasanya saya selalu sambil cengengesan kalo minta doa.

Tuhan, terima kasih atas tahun yang sarat emosional ini.
Terima kasih atas pembelajaran yang Engkau berikan di umurku yang hampir genap dua puluh lima dalam beberapa hari lagi.
Terima kasih telah mempertemukan saya dengan orang-orang hebat hingga detik ini. Benar, saya tidak pernah menyesal sedikit pun bertemu si beliau, si ini, si itu, bahkan dia.
Terima kasih akhirnya saya bisa tahu makna ikhlas yang sesungguhnya walau mungkin belum sepenuhnya.

Dan...
...terima kasih atas hal-serba-pertama-kali di tahun ini.

Saya bersyukur. :')

July 30, 2013

Moodbooster: "Bonfire" by Strangers #day27

Pagi ini mood saya tiba-tiba meroket tajam gara-gara mendengarkan sebuah lagu berjudul "Bonfire" dari band indie asal Bandung yaitu Strangers. Awalnya saya mengira saya sedang mendengarkan band asal Inggris macam Coldplay karena memang nuansanya kental British pop-rock tapi ternyata...oalah band endonesa tho! Kereeeen.

Pokoknya, lagu ini benar-benar berhasil menggelorakan semangat saya! Semangat untuk mengeksekusi hal-hal yang tertunda, semangat untuk mencoba hal-hal baru, semangat untuk traveling keliling Indonesia. Kenapa ujug-ujug traveling? Ini karena lagu "Bonfire" merupakan soundtrack yang ada di Teaser Travel Series Jalan-Jalan Men Season 2 yang baru saya tonton di youtube -- pe to the cah abis season kali ini! wajib nonton bagi traveler sejati. Dan ketika saya traveling nanti, saya ingin membuat sebuah dokumentasi perjalanan dengan backsound lagu ini.

Untuk yang ingin mengunduh, bisa klik link di bawah ini:


Sementara liriknya bisa kalian baca di bawah ini. Lirik yang sederhana namun sungguh emosional! Have a listen and build your own ambience.

Show me your love no need to get rush and sing
Destiny calls to where we are now
Together we laughed and cry till we drown

Tears flowing hard when you feel alone inside
Open your eyes you've already got
the company that you need is within a smile

Bless me with all your heart
Hold me with all your might

Show me your love we're not in a rush and sing
Destiny calls to where we are now
Together we laughed and cry till we drown

I'm here to love you if you let me to
Listen to me, be patient with me

Come on, come here and sing with me
Lalalalalalalalalalalala.....

I'm here to love you if you let me to
Listen to me, be patient with me

Come on, come here and sing with me

Lalalalalalalalalalalala.....

July 27, 2013

Gimme a Little Piece of Quiet #day26

Post kali ini mau pol-polan curhat. Hehe. :p

Sedang sangat rindu pergi sendiri, nyetir sendiri, muter-muter Bandung sendiri, motret-motret sendiri, baca buku sendiri. Tempat tujuannya bukan mall atau cafe tentunya. Apalagi bioskop. Saya sedang puasa pergi ke tempat hang out seperti itu sampai waktu yang belum ditentukan. (kecuali kalo diajak bapak mamah ya gpp. :p)

Ingin sekali melipir ke tempat yang jarang dikunjungi orang seperti museum, gunung, kebun, sawah, laut dan banyak lagi.

Hmmmm pasti rasanya damai sekali membaca buku sendirian di hamparan rumput hijau yang luas, sambil sesekali tiduran terus liatin langit biru. Surgaaaa...

Dengan begitu, saya bisa merenung, introspeksi diri, memikirkan hal yang belum dan harus saya lakukan. Kemudian pada akhirnya saya bahkan bisa mensyukuri banyak hal.

Tapiiii, untuk sekarang kalo sengaja keliling-keliling naik mobil sih kayaknya nggak dulu. Secara ya BBM naik plus jalanan yang rawan macet. -___-

PS: hei tapi mau sampai kapan sendiri terus? *umur woooiiii umuuuuur*






when I had my lonesome time a couple of months ago.

July 17, 2013

Pesantren Babussalam #day20

Kawasan Bandung Utara khususnya Dago memang terkenal dengan cafe tempat nongkrong anak muda, tapi coba deh sekali-kali hang out ke Pesantren Babussalam. Letak pesantren Al-Quran ini berada di Jalan Ciburial Indah. Kalau di beberapa post sebelumnya saya pernah membahas tentang cafe Kopi Selasar, nah tempatnya ngga jauh dari sini. Dari Selasar Sunaryo jalan lurus terus sekitar dua kilometer -- mereun, da sayah nggak ngukur jalan :p. Pesantren asri ini nanti akan ada di sebelah kiri jalan.

Setiap sebulan sekali pada minggu ke tiga, ada istighasah yang dibuka untuk umum. Saat saya bertandang ke sini, Pak Kyai Muchtar Adam yang merupakan pimpinan pondok pesantren memberi sedikit ceramah. Terharu banget lah ketika Pak Kyai bercerita tentang usahanya membangun cabang pesantren Babussalam di tanah kelahirannya, Selayar Sulawesi Selatan.

Banyak santri Babussalam yang berlomba-lomba menyisihkan sebagian rizkinya untuk membantu. Salah satunya, ada seorang santri remaja yang memberikan uang jajannya  kepada Pak Kyai. Katanya kurang lebih begini: 'Pak Kyai, ini saya ada uang 15.000 untuk bantu pesantren. Saya mau nyicil.'

Kata Pak Kyai, uang sebesar itu bisa untuk membeli tanah satu meter persegi di Selayar -- serius ini mah saya juga hampir ngga percaya. Padahal di daerah Dago harga tanah per meter persegi bisa mencapai puluhan juta. Ckckckck memang kalau harga tanah di lokasi bisnis itu valuenya tinggi sekali ya. Sepertinya ini dipengaruhi oleh pengembangan proyek baik properti residensial maupun komersial. Sedangkan harga lahan yang murah seperti di Selayar dikarenakan jauh dari pusat kota.

Selain istighasah, pengunjung juga bisa mengikuti kegiatan jual beli dengan menggunanakan koin emas dinar dan koin perak dirham. Seperti di zaman Rasulullah gitu deh. Dinar dan dirham adalah alat tukar terbaik yang tidak lekang oleh zaman, bahkan sangat dianjurkan oleh Allah dan Nabi Muhammad. Satu dinar sama dengan 4.25 gram emas sedangkan dirham setara dengan 2.975 gram perak. Seru kan?

Maka dari itu, beneran deh ini mah saya rekomendasikan sekali tempat ini sebagai wisata rohani. Keluar dari sini dijamin hati jadi adem dan tentunya menambah pengetahuan agama. :D



KH. Muchtar Adam. Beliau ini lulusan UPI juga lho. Bangga saya. :D

July 16, 2013

Approved! #day18

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Akhirnya proposal tesis saya di-approve juga oleh supervisor. Masih ada sedikit yang harus diperbaiki sih, tapi Alhamdulillah Ya Allah tanda tangan Sang Profesor mendarat juga di Page of Approval saya.

Ini baru satu langkah kecil, masih banyak ribuan langkah dan perjuangan besar yang harus saya jalani ke depannya. Bismillah.

Fokus sama seminar proposal dulu. Yeaaaay!!!!

*buru-buru kerjain revisian*

NB: Eh baru dapet info yang tidak kalah menggembirakan: SAYAH DINYATAKAN LULUS UJIAN KOMPRE EFL! Alhamdulillah. Benar-benar berkah Ramadhan. :D



Untitled #03 #day16


Udah dua kali bimbingan proposal ke dosen pembimbing akademik, masih banyak yang harus direvisi. Mudah-mudahan besok di bimbingan ke tiga semuanya lancar dan tidak banyak revisi sana-sini supaya akhir bulan ini saya bisa daftar seminar proposal.

Walaupun masih dalam tahap proposal tesis, optimisme saya besar untuk secepatnya bisa menyandang gelar Magister Pendidikan. AAMIIN.

There's A Gap Between My Teeth! #day15

Agak stres dan khawatir akhir-akhir ini gegara melihat susunan gigi pasca dibehel dua tahun silam. Kok berubah bentuk ya? Padahal setelah dilepas, gigi saya terlihat rapi membentuk struktur gigi ideal berlekuk U-shaped. Tapi sekarang? Tidaaaaaakkkk!!!

Yah, tujuh tahun lalu struktur gigi saya memang sangat berantakan. Jenis gigi saya itu tergolong besar sedangkan rahang kecil sehingga bertumpuklah gigi-gigi saya dengan dua gigi seri di depan seperti gigi kelinci. Untuk dibehel, dokter gigi harus mencabut EMPAT gigi saya. Sebelum memasang behel permanen, saya pernah menggunakan removable brace. -- nggak nyaman banget lah pake behel kayak gini. Pas makan harus copot. Ih ribet apalagi kalo lagi aktivitas di luar rumah. Keadaan gigi saya diperparah setelah pemakaian kawat gigi ini yang tidak disiplin: gigi kelinci saya berubah menjadi gigi Ronaldo! Yup, ada GAP yang cukup lebar saat itu. Persis gigi si pemain bola asal Brazil itu. :/

Barulah setelah itu, saya memasang fixed brace di dokter gigi spesialis orthodontic di kawasan Kebon Jati Bandung. Biaya yang dikeluarkan jauuuuuhh lebih besar ternyata. Dengan segala tetek bengeknya mulai dari rontgen, cetak gigi, kontrol tiap bulan dan bla bla bla, kebeli tuh motor matic! Behel ini bertengger selama empat tahun di gigi saya. Saat harus dilepas, dokternya bilang langkah selanjutnya adalah pemasangan behel lepasan selama satu tahun. What? Again? Supaya menahan struktur gigi yang sudah rapi dan agar gigi tidak berubah bentuk lagi katanya. Tapiiii, dua tahun berlalu daaaaan there's a gap between my teeth (again)! Thing's getting worse, my teeth have gone rabbit-like teeth. Huhuuuu... 

Menurut adik saya, yang calon dokter gigi, memang sebenarnya susunan gigi manusia itu berubah bentuk seiring waktu dan tumbuhnya gigi bungsu yang letaknya di kanan kiri ujung bagian dalam rahang juga bisa berpengaruh terhadap human's tooth movement. Baiklah, saya terima saja. Rencananya sih kepengen dikawat lagi, tapi nunggu adik saya jadi dokter gigi dulu deh biar gratisss. Hihi. -- masih lama juga kali -____-

Left to right: with fixed brace, with removable brace, without brace (captured a day after brace officially removed)

June 21, 2013

WANDANSARI bukan WANDASARI #day7


"What's in a name? that which we call a rose by any other name would smell as sweet."

Begitulah kutipan dari Juliet Capulet dalam Roman terkenal karya William Shakespeare. Yah apalah arti sebuah nama. Tapi menurut saya, nama itu begitu penting.

Pernah seorang mahasiswa di tempat saya mengajar dengan salah menulis nama belakang saya.

“Tantri Wandasari”.
“Pake N ya, WandaNsari.” -- entah ini kalimat ke berapa ribu kali tiap seseorang menyebut nama saya. Selalu begitu, salah mulu!
“Artinya emang apa bu Wandansari teh?”

Eaaaa saya pun bengong sepersekian detik. Jujur sering bingung kalau ditanya begitu karena saya tidak tahu pasti asal muasal nama yang bapak saya anugerahkan itu.

Sejak jaman saya SD juga udah sering misspelled. Selalu dengan meniadakan N di antara ‘Wanda’ dan ‘sari’. Kagok gitu yah? Akibatnya saya pun bolak-balik minta dibenerin kayak rapot, piagam dan sebagainya.

Seingat saya, saya pernah menanyakan ini pada bapak saya dan beliau bilang:

“Wandansari itu seorang putri. -- halah beurat euy! -- adiknya Sultan Agung dari Mataram. Dia juga senopati perempuan dan menikah dengan Pangeran Pekik Adipati dari Surabaya.

Dengan ber-ooh panjang, rasa penasaran saya pun hilang. Yah, memang bapak saya itu penggemar cerita kolosal macam kerajaan-kerajaan Islam, Hindu, Budha. Ngga heran nama saya terinspirasi dari salah satu tokohnya.

Ah jadi kepikiran juga, nanti kalau saya punya anak, saya mau kasih nama yang berbau kerajaan-kerajaan Indonesia. It sounds cooool!!! :)