October 07, 2014

#TFIOS Soundtracks

Currently listening to #TFIOS Soundtracks over and over again. I adore so much “What You Wanted” from One Republic and “All of the Stars” by Ed Sheeran. Both songs are just trully amazing.

The song written by Ryan Tedder successfully gives me goosebumps. And you, Sheeran, how dare you make this brilliant song?! I cry like a baby! Is this the Augustus-Hazel effect? Probably. All I know, I’m just too in love with the songs. :’)

Put on your headphones.
Play the songs.
Turn the volume up.
And close your eyes.


September 16, 2014

#20factsaboutme


Mengikuti jejak para master instagram menuliskan #20factsaboutme, here it is I have written my own. (Nggak dishare di instagram karena kepanjangan hehe..)

1.  Liverpudlian. Gara-gara ini bermimpi bisa nerusin kuliah di Liverpool biar bisa sering-sering main ke Anfield liat Stevie G.
2. Baru-baru ini hijrah ke Apel Kroak. Horeeee. :D
3. American TV Series Addict dan Shah Rukh Khan movies Addict. :p
4. Jangan pernah kirim-kirim game invitation lewat LINE! Plis!
5. Last minute girl. Karena punya prinsip bahwa ilham akan muncul di saat-saat terakhir. Setuju?
6. Gara-gara Instagram jadi suka photography.
7. Dulu pemalu sekarang malu-maluin.
8. Nggak akan ngomong duluan kalo nggak dipancing. Yeah kasih gue bola pancingan! :D
9. Gengsian!
10. Stalker stadium 4. Sumpah! But you know, sometimes, being kepo can hurt you.
11. Pernah nabrak tiang listrik yang baru dicat gara-gara lagi galau. *ngakak dulu*
12. Paling bisa menyembunyikan perasaan. Di depan bisa terlihat biasa aja, tapi di belakang..oh you better don’t know this. :p
13. Susah move on, kalo udah suka yang itu ya yang itu.
14. Agak sering dibilang misterius. Susana kaleee misterius. :D
15. Sangat menyesali pernah menuliskan status-status alay di facebook :/
16. Paling takut sama ulat dan kehilangan orang yang disayang. :p
17. Candy Crush fighter. Udah sampe level 471. Dan entah kenapa nggak mood nerusin gara-gara kesusul temen. :/
18. Punya cinta pertama waktu SD dan sedang menunggu cinta terakhir. *eh keceplosan*
19. Pernah berpikir salah jurusan waktu semester akhir kuliah. Telat banget yak..hehe..Tapi sekarang justru menikmati jadi pengajar.
20. Someone you can be silly with. :D 

September 09, 2014

Untitled #06

Saya percaya tak ada doa yang ditolak.
Hanya dikabulkan, ditunda, atau diganti yang lebih baik.

August 12, 2014

Marvelous Tea Experience at Oza Tea House Bandung








The Valley Bistro Cafe

Jumat kemarin saya ke The Valley Bistro Cafe, sebuah restoran terkenal di kawasan Dago atas. Nyasar-nyasar dulu sampai komplek Dago Pakar Resort, alhasil ketar-ketir bensin hampir abis. Turun gunung lah saya nyari pom bensin terdekat sebelum melanjutkan jalan ke The Valley. Ternyata jalan masuknya itu sebelum Dago Pakar Resort yang ada plang Sierra, sejalan waktu saya ke Selasar Sunaryo dulu.

Kesan pertama masuk cafe ini adalah 'wah mahal nih kayaknya'. Yaah hal itu terasa karena melihat konsepnya, The Valley termasuk high-end cafe dengan konsep formal seperti di hotel. Formal yang maksud itu agak kaku gitu loh, bukan bergaya anak muda dengan sofa di sana sini untuk bersantai melainkan meja dan kursi kayu kayak di acara-acara resmi gitu deh. Dan ternyata The Valley juga ada hotelnya. Ada FO Fashion World juga walaupun kecil.

View di tempat ini memang bagus. Kita bisa melihat pemandangan rumah-rumah penduduk dan hijaunya bukit-bukit sekitar Dago.

Oke, pelayan pun menyodorkan menu makanan, dan saat saya buka...tuh bener kan feeling gueh bener! mahaaaal. Range harganya kayak di hotel-hotel, bukan cafe-cafe anak muda yang standarnya 10K-60K. Ini range makanannya 30K-300K. Minuman mungkin standar lah sama aja kayak yg lain. Air mineral paling murah dengan harga enam ribu perak. Tadinya mau pesen itu aja deh, tp saya pengen yg seger2 jadi saya pesen Iced Lemon Tea yang harganya 28K. Gelasnya lumayan gede. Puas lah.

Makanannya saya pesan Tom Yum Goong seharga 42.500. Kirain gede mangkoknya, ternyata oh ternyata cuman segede mangkok kecil zupa-zupa. Jadi saya tambahkan nasi untuk membantu mengenyangkan perut. Untuk rasa sih enak banget, pedes asam manisnya pas, ditambah udangnya yang nikmat. Tapi masih nggak rido kalo 40ribu cuma dapet segitu. Huhuuu. Temen kuliner saya, Bu Nai, pesan es kopyor dan Sup Asparagus dengan harga dan ukuran sama seperti yang saya pesan tadi. Trus meni watir ih, ngasih uang 100 ribuan 2 lembar pas dapet kembalian cuma seribu perak. Wkwkwkwkwk.

Dining experience di sini cukup sekali ini aja deh. Mending cari cafe lain yang menawarkan view indah berikut harga murah meriah. Hehe.





Kami tidak duduk di area ini karena saat itu pukul satu belum dibuka. Menurut waiter, mulai dibuka pukul 3 sore. Klo tempat ini ngga formal, seperti yang saya bilang. Saya duduk di teras restonya agak ke atas dari sini.

Belajar Investasi

Melihat saldo di buku tabungan yang kian meningkat - cieeee :p - saya merasa kalo disimpan saja nilainya tidak akan berkembang. Jadi saya mulai gali informasi kira-kira investasi apa yang bisa menguntungkan. Sempat terpikir untuk memulai bisnis, jualan apa gitu yang penting uang saya berputar dan menghasilkan profit. Tapi memulai bisnis itu tidak mudah loh, dulu saya pernah jadi salah satu konsultan sebuah produk kecantikan MLM. Harus berani menawarkan produk ke orang-orang. Belum lagi saat harus mengambil pesanan ke kantornya, ngantrinya panjang gila, udah kayak terminal bus pas mudik. Susah gening cari uang teh. :( Berjualan suatu produk juga harus ada kreativitas dan inovasinya, saya nggak mau jd follower jualan hijab yang lagi ngetrend sekarang. Udah banyak saingannya gitu. Hehe. Emang dasar nggak punya jiwa bisnis ya. Jadi let's skip this thing!

Selanjutnya, saat ke bank saya ditawari untuk berdeposito dengan jangka waktu yang fleksibel dan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa tentu saja. Katanya sih bisa 5 sampai 7 persen. Lumayan tuh daripada diendapkan saja di tabungan, pikir saya. Akhirnya sebagian uang pun saya depositokan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.

Tadinya, berhentilah pemikiran tentang investasi di deposito barusan. Tapi baru-baru ini seorang teman lama mengajak berinvestasi di futures trading atau perdagangan berjangka. Karna saya sangat sangat awam dengan dunia ini, saya hanya bisa menyimpulkan bahwa ini mirip-mirip dengan saham. - so sorry for my shallow understanding. This ain't my thing.

Biar lebih jelas perbedaan bursa saham dan bursa berjangka, saya mengutip sebuah tulisan dari Smita yang dimuat di artikel keuangan di Majalah Femina.

Bursa saham memperjualbelikan saham – surat bukti kepemilikan sebuah perusahaan – dari perusahaan-perusahaan terbuka, sementara bursa berjangka memperjualbelikan kontrak jual-beli. Misalnya, kontrak jual beli emas atau index futures.

Ranah bermainnya teman saya ini bukan di emas tapi di index futures. Oiya teman saya ini bernaung di bawah perusahaan sekuritas bernama PT. Agrodana Futures. Kelebihan berinvestasi di sini, bagi pemula seperti saya, yaitu kita bisa invest dengan modal minimal sejumlah $500 saja. Istilahnya disebut mini account. Kelebihan lainnya adalah berinvestasi dengan mini account risikonya tidak setinggi seperti di akun-akun reguler dengan minimal modal $5000.

Menurut artikel-artikel yang sudah saya baca, jika ingin berinvestasi di pasar saham maka lebih baik dimulai dengan modal yang tidak terlalu besar. Wira dari juruscuan.com juga mengatakan "Bukankah perjalanan 1000km dimulai dengan satu langkah kaki?" Aiih bener banget. Jadi semakin termotivasi. Siapa tau di masa depan saya bisa menanam modal berMM seperti para investor kelas kakap itu. Hehe. Btw, teman saya menjanjikan keuntungan $15 per harinya. Kalo sebulan? Wah cukup menggiurkan bukan?

Bismillah aja deh. Semoga kalaupun ada loss - pasti sih - bisa ditutupi dengan capital gain yang dibuat selanjutnya. Aamiin. Hehe.

Udah segitu dulu aja deh nulisnya. Nanti saya update bagaimana perkembangan investasi ini.

Let's make money! Salam super! :D

August 08, 2014

Thesis Acknowledgements

Selamat pagi, blog walkers. Mumpung masih dalam euphoria kelulusan, saya ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, dosen-dosen luar biasa di kampus, teman-teman serta keluarga. Terima kasih atas semua support-nya terutama support yang tends to be more like 'ngomporin' dari Indri Sari Utami. Thanks a million, dear.

Officially, saya pun telah menuliskan acknowledgements yang saya masukkan dalam tesis saya. 

Here we go...

All praises to Allah, the Lord of the Universe, for the strengths and His blessing in completing this thesis. In this part, I would like to express my profound sense of gratitude and respect to the people who have given me help and support during my study.
My first and foremost thanks are dedicated to my supervisor, Dr. Bachrudin Musthafa, M. A. for his kindness, guidance, strong encouragement, tireless assistance, and valuable advice during writing this thesis.
My great respect and special thanks are also addressed to the Head of English Department, Prof. Emi Emilia, M. Ed., Ph. D., and to my lecturers of English Education Study Program, especially for Prof. Dr. A. Chaedar Alwasilah, Prof. Ranbir Singh Malik, Ph.D., Prof. Fuad Abdul Hamied, M. A., Ph. D., Prof. Dr. Didi Sukyadi, M. A., Dr. Wachyu Sundayana, Dr. Iwa Lukmana, M.A., Dr. Rd. Safrina Noorman, M. A., Dr. Dadang Sudana, M. A., Dr. Hobir Abdullah, M. Pd., and Dr. Odo Fadloeli, M. A. for their encouragement, guidance, support, and motivation during my study at English Education Study Program, School of Postgraduate Studies Indonesia University of Education.
The participants involved in this study also deserve a million thank yous. They have voluntarily participated in this study, none of this would have been possible without them. Their dedication and perseverance made for an enjoyable nine weeks.
I also would like to pay my warmest tribute to my classmates Class A 2011 especially Etika Rachmawati, Tita Rosita, Yulita, Ferany Shaily Maulida and Larasati Ayuningsih who have provided help and assistance during my study.
Also heartfelt thanks go to my remarkable friend, Indri Sari Utami, for providing wonderful assistance in conducting this collaborative action research. She has always been ready with words of encouragement and understanding. Her emotional support, camaraderie, and caring have made all the difference.
Finally, and most importantly, I extend my sincere gratitude to my beloved father and mother who have never given up praying for me, have given me moral support and motivation during my study. They have always stressed the importance of education and this respect for education has, in some unconscious way, shaped my values and made me the person that I am today. To them I dedicate this thesis.

                                                                       
Bandung, July 2014
                                                                        The writer,
  
                                                                        Tantri Wandansari