Bagaimana rasanya melahirkan spontan/normal? SAKIT. SAKITNYA LUAR BIASA. Tapi terbayar oleh rasa bahagia ketika pertama kali mendengar tangisan sang buah hati. Setelah bayi keluar, sakitnya langsung hilang. Begitu katanya. Mulesnya memang hilang tapi proses dijahitnya itu juga sakiiit, ngilu. Bohong kalau orang lain bilang ngga sakit. Yaa mungkin berbeda tiap-tiap orang. Bukan menakut-nakuti ibu-ibu yang akan melahirkan secara normal, tapi ya memang begitu adanya. Hihi. Tapi jangan takut buibu, kalian itu SETRONG! Sudah kodratnya seperti itu, setiap wanita pasti mengalaminya dan berhasil melaluinya. Dan ngga kapok! Hahaha...
Rasa sakit itu belum selesai. Saya masih merasakan sakit di bekas jahitan selama kurang lebih dua minggu. Setiap akan bergerak rasanya cenat-cenut. Mau duduk ngga enak, jalan ngga enak, tidur juga ngga enak. Ditambah lagi harus bangun tengah malam untuk menyusui dan mengganti popok. Mana pas Frasya lahir itu musim hujan, jadi setiap malam harus menyetrika popok dan bedong yang belum kering. Alhasil badan lemah, letih, lesu, tak berdaya ditambah ngantuk karena kurang tidur.
Bukan hanya itu, pengalaman menyusui pertama kali menjadi hal yang menakutkan. Puting payudara sebelah kiri sampai lecet dan mengeluarkan darah karena peletakan mulut bayi yang tidak tepat. Maklum masih amatir. Saya harus menahan rasa panas di bagian puting setiap kali Frasya menyusu. Kalau ia bangun ingin menyusu, saya sampai merasa ngilu duluan dan membatin, "tunggu bentar lagi ya nak. Puting mama masih sakit."Namun, seiring berjalannya waktu, rasa sakit itu menjadi hal yang biasa. Sekarang, walau puting sakit sedikit, saya tetap berikan dan alhamdulillah justru tambah membaik karena air liur bayi merupakan obat bagi puting ibu yang lecet.
Empat hari pasca lahir, badan dan wajah Frasya terlihat kuning. Saya dan suami segera cek lab ke rumah sakit. Melihat anak bayi diambil darahnya itu sungguh heartbreaking. Ngga tega! Frasya menangis super kencang selama darahnya diambil. Hasil lab menunjukkan bahwa kadar bilirubin Frasya mencapai 9.6 mg/dL. Dokter menyarankan agar disusui saja setiap satu jam, karena bilirubin dapat terbuang bersama urin. Saya ikuti petunjuk dokter, kalau Frasya masih tidur saya sodorkan payudara saya agar ia menyusu. Sedangkan orang tua menasihati agar bayi dijemur setiap pagi dan lampu kamar diganti menjadi lampu pijar warna kuning. Dokter sih tidak setuju dengan hal ini, karena bilirubin tidak bisa turun dengan sinar lampu biasa tetapi harus disinar blue light di rumah sakit, Selang dua hari, cek darah mesti dilakukan kembali. Kali ini Frasya ngga nangis seperti pengambilan darah pertama. Alhamdulillah indeks bilirubinnya menurun di angka 7 mg/dL dan kata dokter hal tersebut normal.
Seingat saya, saya pun mengalami baby blues, periode di mana saya menjadi sangat moody, sensitif dan mudah menangis. Dalam kasus saya, karena belum bisa bergerak leluasa akibat luka jahitan belum pulih, saya tiba-tiba menangis saat melihat suami saya beberes pakaiannya sendiri untuk dinas seraya berkata, "Maaf sayang, ngga bisa nyiapin baju-bajunya." Dan saya pun sesenggukan. Sungguh saya merasa menjadi istri yang tidak berguna. Pernah suatu kali, karena puting sebelah kiri lecet saya jadi enggan memberikannya pada si bayi. Ditambah Frasya menangis terus. Mamah dan suami memohon dengan marah (yang saya anggap begitu) agar saya tetap memyusuinya dengan payudara kiri. Saya kesal dan menangis di kamar mandi. Berlebihan? Mungkin. Tapi itu yang saya rasakan.
Menjadi orang tua baru memang serba takut dan panik. Pernah Frasya cegukan tengah malam sehabis menyusu. Saya dan suami benar-benar dihinggapi kecemasan. Aduh bahaya ngga ya bayi cegukan? Saya langsung browsing dan ternyata ya hal itu wajar. Bayi baru lahir memang sering cegukan. Frasya juga sebentar-sebentar GER (Gastroesophageal Refluks). Bahasa awamnya gumoh. Atau Frasya yang gampang sekali kagetan kami anggap serius dan menjadi khawatir berlebih. Haha.. Padahal kan itu biasa. Oh ya, Frasya juga sempat terkena flu di bulan pertama usianya Dan itu menjadi mimpi buruk bagi saya. Ceritanya, karena ketularan papanya yang lagi flu. Sore hari saat hujan, Frasya tetiba batuk tanpa henti karena kesulitan bernapas yang diakibatkan hidungnya mampet. Saya panik luar biasa. Setengah menangis dan gemetar, saya teriak-teriak minta tolong sama Mamah dan Bapak (suami sedang bertugas di Jakarta saat itu). Saya segera membawa Frasya ke rumah sakit untuk berobat. Setelah diberi obat alergi sekaligus pengencer dahak, Frasya menjadi ngantuk dan tidur lebih lama dari biasanya. Keesokan harinya, ia sudah membaik. Saya berjanji hanya sekali itu saja ia terkena flu.
Cerita pasca melahirkan memang beragam dan tidak ada habisnya. Bahagia, sedih, marah, dan ketika memutarnya kembali dalam memori kok kocak juga ya. Bersyukur, semuanya berjalan lancar dan sehat hingga hari ini. Saya dan suami masih harus banyak belajar menjadi orang tua yang baik untuk Frasya, si bayi montok yang dua belas hari lagi berusia empat bulan. Makin pinter ya anak mama papa!
November 15, 2016
November 04, 2016
Pengalaman Melahirkan di RSIA Hermina Pasteur Bandung
Tiga bulan vakum menulis, sekarang saya hadir lagi menyapa pembaca. *dadahdadah* :D
Kali ini saya ingin berbagi informasi tentang pengalaman saat melahirkan di RSIA Hermina Pasteur. Kenapa Hermina? Karena rumah sakit ini paling dekat dengan saya tinggal, waktu tempuh kira-kira 30 menit dari Cimahi.
Oh ya, ada baiknya ibu yang akan melahirkan mereservasi kamar terlebih dahulu karena kita bisa mendapat privilege sebagai berikut:
SEBELUM MELAHIRKAN:
1. Free senam hamil 4x
2. Meet the expert class (di sini kita bisa tanya-tanya seputar proses dan pasca persalinan)
3. Personal Maternity Officer (PMO) Class (terdiri dari bidan-bidan berpengalaman dan terlatih)
4. Discount pemeriksaan lab prenatal trimester III
5. Free Fisiotherapy
6. Free konsultasi kesehatan gigi dengan dokter gigi umum
7. Free konsultasi laktasi dengan konselor laktasi
SETELAH MELAHIRKAN:
1. Free senam nifas
2. Free kursus pijat bayi 1x (usia bayi maksimal 8 bulan)
3. Free creambath 1x (tambahan 1x lagi creambath jika book kelas VIP ke atas)
4. Free konsultasi ke dokter spesialis kulit
5. Meet the expert class
6. Free konsultasi laktasi dengan konselor laktasi
Nah, banyak sekali kan keuntungannya dan untuk mereservasi kamar ini tidak dipungut biaya. Kita hanya perlu mengisi data diri saja. Dari seluruh privilege tersebut, saya hanya mengambil yang free creambath, itu pun Mamah yang pake. Setelah melahirkan kayaknya ngga ada waktu buat creambath deh, anak bayi ngga bisa ditinggal. Huhuuu..
Kamar bersalin terdapat di lantai 2 dan terbagi menjadi beberapa kelas. Berdasarkan pengamatan saya, kelas 1-3 berada di ruangan yang sama dengan 2 tempat tidur (sebelumnya saya ditempatkan di sini karena kelas VIP masih terpakai), kelas VIP, dan VVIP. Menjelang subuh saya baru pindah ke ruang persalinan VIP. Kamarnya lebih luas dengan satu tempat tidur dan sofa panjang.
Seperti yang telah saya ceritakan di post sebelumnya, perawat dan bidan di sini sungguh cekatan dan ramah. Selama mengobservasi kemajuan persalinan saya, mereka benar-benar sabar dan meladeni semua pertanyaan-pertanyaan saya. Setelah selesai persalinan spontan (ceritanya dapat dibaca di sini), saya dipindahkan ke kamar rawat inap di lantai 3. Fasilitas kamar standar VIP dilengkapi dengan satu tempat tidur elektrik, sofa panjang, LCD TV, lemari es, telepon, kamar mandi dengan air panas, toiletries, tea set, paket buah dan souvenir.
Di bawah ini saya lampirkan perkiraan biaya persalinan di RSIA Hermina Pasteur. Estimasi biaya ini dengan lama menginap selama 3 hari (kecuali sectio 4 hari). Kalau saya kemarin persalinan normal dengan dokter. Mudah-mudahan informasi ini dapat membantu bumil-bumil yang akan segera melahirkan.
Kali ini saya ingin berbagi informasi tentang pengalaman saat melahirkan di RSIA Hermina Pasteur. Kenapa Hermina? Karena rumah sakit ini paling dekat dengan saya tinggal, waktu tempuh kira-kira 30 menit dari Cimahi.
Oh ya, ada baiknya ibu yang akan melahirkan mereservasi kamar terlebih dahulu karena kita bisa mendapat privilege sebagai berikut:
SEBELUM MELAHIRKAN:
1. Free senam hamil 4x
2. Meet the expert class (di sini kita bisa tanya-tanya seputar proses dan pasca persalinan)
3. Personal Maternity Officer (PMO) Class (terdiri dari bidan-bidan berpengalaman dan terlatih)
4. Discount pemeriksaan lab prenatal trimester III
5. Free Fisiotherapy
6. Free konsultasi kesehatan gigi dengan dokter gigi umum
7. Free konsultasi laktasi dengan konselor laktasi
SETELAH MELAHIRKAN:
1. Free senam nifas
2. Free kursus pijat bayi 1x (usia bayi maksimal 8 bulan)
3. Free creambath 1x (tambahan 1x lagi creambath jika book kelas VIP ke atas)
4. Free konsultasi ke dokter spesialis kulit
5. Meet the expert class
6. Free konsultasi laktasi dengan konselor laktasi
Nah, banyak sekali kan keuntungannya dan untuk mereservasi kamar ini tidak dipungut biaya. Kita hanya perlu mengisi data diri saja. Dari seluruh privilege tersebut, saya hanya mengambil yang free creambath, itu pun Mamah yang pake. Setelah melahirkan kayaknya ngga ada waktu buat creambath deh, anak bayi ngga bisa ditinggal. Huhuuu..
Kamar bersalin terdapat di lantai 2 dan terbagi menjadi beberapa kelas. Berdasarkan pengamatan saya, kelas 1-3 berada di ruangan yang sama dengan 2 tempat tidur (sebelumnya saya ditempatkan di sini karena kelas VIP masih terpakai), kelas VIP, dan VVIP. Menjelang subuh saya baru pindah ke ruang persalinan VIP. Kamarnya lebih luas dengan satu tempat tidur dan sofa panjang.
Seperti yang telah saya ceritakan di post sebelumnya, perawat dan bidan di sini sungguh cekatan dan ramah. Selama mengobservasi kemajuan persalinan saya, mereka benar-benar sabar dan meladeni semua pertanyaan-pertanyaan saya. Setelah selesai persalinan spontan (ceritanya dapat dibaca di sini), saya dipindahkan ke kamar rawat inap di lantai 3. Fasilitas kamar standar VIP dilengkapi dengan satu tempat tidur elektrik, sofa panjang, LCD TV, lemari es, telepon, kamar mandi dengan air panas, toiletries, tea set, paket buah dan souvenir.
Ruang Bersalin VIP RSIA Hermina Pasteur |
Ruang Rawat Inap VIP RSIA Hermina Pasteur |
Subscribe to:
Posts (Atom)