Showing posts with label Pregnancy. Show all posts
Showing posts with label Pregnancy. Show all posts

November 15, 2016

Cerita Pasca Melahirkan

Bagaimana rasanya melahirkan spontan/normal? SAKIT. SAKITNYA LUAR BIASA. Tapi terbayar oleh rasa bahagia ketika pertama kali mendengar tangisan sang buah hati. Setelah bayi keluar, sakitnya langsung hilang. Begitu katanya. Mulesnya memang hilang tapi proses dijahitnya itu juga sakiiit, ngilu. Bohong kalau orang lain bilang ngga sakit. Yaa mungkin berbeda tiap-tiap orang. Bukan menakut-nakuti ibu-ibu yang akan melahirkan secara normal, tapi ya memang begitu adanya. Hihi. Tapi jangan takut buibu, kalian itu SETRONG! Sudah kodratnya seperti itu, setiap wanita pasti mengalaminya dan berhasil melaluinya. Dan ngga kapok! Hahaha...

Rasa sakit itu belum selesai. Saya masih merasakan sakit di bekas jahitan selama kurang lebih dua minggu. Setiap akan bergerak rasanya cenat-cenut. Mau duduk ngga enak, jalan ngga enak, tidur juga ngga enak. Ditambah lagi harus bangun tengah malam untuk menyusui dan mengganti popok. Mana pas Frasya lahir itu musim hujan, jadi setiap malam harus menyetrika popok dan bedong yang belum kering. Alhasil badan lemah, letih, lesu, tak berdaya ditambah ngantuk karena kurang tidur.

Bukan hanya itu, pengalaman menyusui pertama kali menjadi hal yang menakutkan. Puting payudara sebelah kiri sampai lecet dan mengeluarkan darah karena peletakan mulut bayi yang tidak tepat. Maklum masih amatir. Saya harus menahan rasa panas di bagian puting setiap kali Frasya menyusu. Kalau ia bangun ingin menyusu, saya sampai merasa ngilu duluan dan membatin, "tunggu bentar lagi ya nak. Puting mama masih sakit."Namun, seiring berjalannya waktu, rasa sakit itu menjadi hal yang biasa. Sekarang, walau puting sakit sedikit, saya tetap berikan dan alhamdulillah justru tambah membaik karena air liur bayi merupakan obat bagi puting ibu yang lecet.

Empat hari pasca lahir, badan dan wajah Frasya terlihat kuning. Saya dan suami segera cek lab ke rumah sakit. Melihat anak bayi diambil darahnya itu sungguh heartbreaking. Ngga tega! Frasya menangis super kencang selama darahnya diambil. Hasil lab menunjukkan bahwa kadar bilirubin Frasya mencapai 9.6 mg/dL. Dokter menyarankan agar disusui saja setiap satu jam, karena bilirubin dapat terbuang bersama urin. Saya ikuti petunjuk dokter, kalau Frasya masih tidur saya sodorkan payudara saya agar ia menyusu. Sedangkan orang tua menasihati agar bayi dijemur setiap pagi dan lampu kamar diganti menjadi lampu pijar warna kuning. Dokter sih tidak setuju dengan hal ini, karena bilirubin tidak bisa turun dengan sinar lampu biasa tetapi harus disinar blue light di rumah sakit, Selang dua hari, cek darah mesti dilakukan kembali. Kali ini Frasya ngga nangis seperti pengambilan darah pertama. Alhamdulillah indeks bilirubinnya menurun di angka 7 mg/dL dan kata dokter hal tersebut normal.

Seingat saya, saya pun mengalami baby blues, periode di mana saya menjadi sangat moody, sensitif dan mudah menangis. Dalam kasus saya, karena belum bisa bergerak leluasa akibat luka jahitan belum pulih, saya tiba-tiba menangis saat melihat suami saya beberes pakaiannya sendiri untuk dinas seraya berkata, "Maaf sayang, ngga bisa nyiapin baju-bajunya." Dan saya pun sesenggukan. Sungguh saya merasa menjadi istri yang tidak berguna. Pernah suatu kali, karena puting sebelah kiri lecet saya jadi enggan memberikannya pada si bayi. Ditambah Frasya menangis terus. Mamah dan suami memohon dengan marah (yang saya anggap begitu) agar saya tetap memyusuinya dengan payudara kiri. Saya kesal dan menangis di kamar mandi. Berlebihan? Mungkin. Tapi itu yang saya rasakan. 

Menjadi orang tua baru memang serba takut dan panik. Pernah Frasya cegukan tengah malam sehabis menyusu. Saya dan suami benar-benar dihinggapi kecemasan. Aduh bahaya ngga ya bayi cegukan? Saya langsung browsing dan ternyata ya hal itu wajar. Bayi baru lahir memang sering cegukan. Frasya juga sebentar-sebentar GER (Gastroesophageal Refluks). Bahasa awamnya gumoh. Atau Frasya yang gampang sekali kagetan kami anggap serius dan menjadi khawatir berlebih. Haha.. Padahal kan itu biasa. Oh ya, Frasya juga sempat terkena flu di bulan pertama usianya Dan itu menjadi mimpi buruk bagi saya. Ceritanya, karena ketularan papanya yang lagi flu. Sore hari saat hujan, Frasya tetiba batuk tanpa henti karena kesulitan bernapas yang diakibatkan hidungnya mampet. Saya panik luar biasa. Setengah menangis dan gemetar, saya teriak-teriak minta tolong sama Mamah dan Bapak (suami sedang bertugas di Jakarta saat itu). Saya segera membawa Frasya ke rumah sakit untuk berobat. Setelah diberi obat alergi sekaligus pengencer dahak, Frasya menjadi ngantuk dan tidur lebih lama dari biasanya. Keesokan harinya, ia sudah membaik. Saya berjanji hanya sekali itu saja ia terkena flu.

Cerita pasca melahirkan memang beragam dan tidak ada habisnya. Bahagia, sedih, marah, dan ketika memutarnya kembali dalam memori kok kocak juga ya. Bersyukur, semuanya berjalan lancar dan sehat hingga hari ini. Saya dan suami masih harus banyak belajar menjadi orang tua yang baik untuk Frasya, si bayi montok yang dua belas hari lagi berusia empat bulan. Makin pinter ya anak mama papa!

November 04, 2016

Pengalaman Melahirkan di RSIA Hermina Pasteur Bandung

Tiga bulan vakum menulis, sekarang saya hadir lagi menyapa pembaca. *dadahdadah* :D
Kali ini saya ingin berbagi informasi tentang pengalaman saat melahirkan di RSIA Hermina Pasteur. Kenapa Hermina? Karena rumah sakit ini paling dekat dengan saya tinggal, waktu tempuh kira-kira 30 menit dari Cimahi.

Oh ya, ada baiknya ibu yang akan melahirkan mereservasi kamar terlebih dahulu karena kita bisa mendapat privilege sebagai berikut:

SEBELUM MELAHIRKAN:
1. Free senam hamil 4x
2. Meet the expert class (di sini kita bisa tanya-tanya seputar proses dan pasca persalinan)
3. Personal Maternity Officer (PMO) Class (terdiri dari bidan-bidan berpengalaman dan terlatih)
4. Discount pemeriksaan lab prenatal trimester III
5. Free Fisiotherapy
6. Free konsultasi kesehatan gigi dengan dokter gigi umum
7. Free konsultasi laktasi dengan konselor laktasi

SETELAH MELAHIRKAN:
1. Free senam nifas
2. Free kursus pijat bayi 1x (usia bayi maksimal 8 bulan)
3. Free creambath 1x (tambahan 1x lagi creambath jika book kelas VIP ke atas)
4. Free konsultasi ke dokter spesialis kulit
5. Meet the expert class
6. Free konsultasi laktasi dengan konselor laktasi

Nah, banyak sekali kan keuntungannya dan untuk mereservasi kamar ini tidak dipungut biaya. Kita hanya perlu mengisi data diri saja. Dari seluruh privilege tersebut, saya hanya mengambil yang free creambath, itu pun Mamah yang pake. Setelah melahirkan kayaknya ngga ada waktu buat creambath deh, anak bayi ngga bisa ditinggal. Huhuuu..

Kamar bersalin terdapat di lantai 2 dan terbagi menjadi beberapa kelas. Berdasarkan pengamatan saya, kelas 1-3 berada di ruangan yang sama dengan 2 tempat tidur (sebelumnya saya ditempatkan di sini karena kelas VIP masih terpakai), kelas VIP, dan VVIP. Menjelang subuh saya baru pindah ke ruang persalinan VIP. Kamarnya lebih luas dengan satu tempat tidur dan sofa panjang.

Seperti yang telah saya ceritakan di post sebelumnya, perawat dan bidan di sini sungguh cekatan dan ramah. Selama mengobservasi kemajuan persalinan saya, mereka benar-benar sabar dan meladeni semua pertanyaan-pertanyaan saya. Setelah selesai persalinan spontan (ceritanya dapat dibaca di sini), saya dipindahkan ke kamar rawat inap di lantai 3. Fasilitas kamar standar VIP dilengkapi dengan satu tempat tidur elektrik, sofa panjang, LCD TV, lemari es, telepon, kamar mandi dengan air panas, toiletries, tea set, paket buah dan souvenir.

Ruang Bersalin VIP RSIA Hermina Pasteur
Ruang Rawat Inap VIP RSIA Hermina Pasteur

Di bawah ini saya lampirkan perkiraan biaya persalinan di RSIA Hermina Pasteur. Estimasi biaya ini dengan lama menginap selama 3 hari (kecuali sectio 4 hari). Kalau saya kemarin persalinan normal dengan dokter. Mudah-mudahan informasi ini dapat membantu bumil-bumil yang akan segera melahirkan.


July 26, 2016

My Pregnancy Story: Maternity Photography

Melihat foto-foto maternity yang berseliweran di Instagram bikin kepengen juga. Tapi saya dan suami ngga mau foto studio, rasanya kayak lebay dan ngga penting-penting amat. Hehe.. Minta bantuan teman untuk fotoin juga ngga ada. Alhasil kami berdua foto-foto sendiri: menentukan spot hingga menata gaya. Kami cari dulu referensi fotonya di Instagram maupun website. Sederhana dan seadanya memang, tanpa dress code ala-ala atau efek baju yang tersibak angin dari blower atau properti-properti lucu. Tapi yang paling penting, saya dan suami dapat mengabadikan momen berharga saat Baby F masih di perut. Bagaimana tiap bulannya perut ini semakin membesar yang artinya Baby F juga tumbuh di rahim saya. Nantinya, foto-foto ini akan mengingatkan kami bagaimana rasanya menunggu kehadiran buah hati, bagaimana rasanya saat tahu pertama kali hamil, bagaimana rasanya melihat Baby F gerak-gerak saat USG, dan bagaimana rasanya menunggu Baby F terlahir ke dunia. 

Photoshoot bersetting di halaman rumah Cimahi, jendela kamar tidur, hutan jati Cibungur Purwakarta dan Situ Buleud Purwakarta. Berbekal kamera iPhone, kami jeprat jepret mengikuti foto rujukan yang didapat dari situs-situs internet. Hasil foto kami olah dengan aplikasi Snapseed atau VSCO. Hal lucu saat akan pemotretan di hutan jati Cibungur, saya harus mangantongi bawang putih sebagai penolak bala. Kata orang tua sih biar setan atau jin tidak 'ngikut' atau 'nempel' sama kita. :D Percaya ngga percaya ya, tapi mengikuti nasihat orang tua apa salahnya sih. Daripada ketempelan beneran. *ketok-ketok meja*

Susahnya ngga ada yang fotoin itu saya dan suami ngga bisa foto berdua! Mau minta tolong orang malu ah. Jadi kamera cukup dipasang timer saja. :D 

Dear Baby F, ini foto mama papa waktu kamu masih di perut. Mama Papa udah ngga sabar ketemu kamu. Sehat sehat terus, anakku. Sebentar lagi kita ketemu ya terus foto-foto bareng :D







Yang ini bukan maternity photo, cuma pengen foto aja waktu lagi jalan pagi di Situ Buleud. :D


My Pregnancy Story: Tes Darah Saat Hamil

Di atas usia kehamilan 35 Minggu, dokter meminta saya melakukan tes darah di lab untuk melihat apakah asupan makanan saya selama hamil baik atau tidak. Indikatornya dapat terlihat dari kadar Hemoglobin atau Hb. Jika Hb rendah maka dapat dikatakan bahwa ibu hamil kurang mendapat nutrisi yang baik dari makanan yang ia konsumsi seperti zat besi dan protein. Kebutuhan nutrisi ekstra ini sangat dibutuhkan di dalam perkembangan janin.

Hb ibu hamil yang normal yaitu antara 11-12 dan ini berarti ibu hamil tersebut dapat melahirkan dengan aman tanpa transfusi darah. Namun, sebelum proses persalinan, Hb akan dicek kembali. Hb rendah atau di bawah 10 mengisyaratkan bahwa ibu hamil memiliki resiko anemia. Persalinan dengan Hb rendah sangat risky karena akan mengakibatkan gagal jantung.

Selain Hb, cek darah berfungsi mengetahui kadar leukosit atau sel darah putih, indeks eritrosit, glukosa, dan golongan darah. Berdasarkan referensi yang saya baca, leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi dan penyebabnya yang disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh serta potensi alergi. Indeks eritrosit dapat menggambarkan ukuran dan warna sel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat. Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi Diabetes Mellitus Gestasional atau kencing manis dalam kehamilan. Hal ini perlu diketahui karena yang namanya proses persalinan pasti ada luka dan jika ibu hamil menderita diabetes dikhawatirkan lukanya akan sulit sembuh dan terinfeksi. Golongan darah juga perlu diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu.

Dari hasil tes sampel darah juga bisa diketahui jika terdapat virus Toksoplasma, Rubella, Hepatitis dan HIV, tapi melihat janin sehat dokter tidak menyarankan saya untuk mengambil tes ini.

Pengambilan sampel darah dilakukan di Pramita karena letaknya yang dekat dengan rumah. Saat itu selama bulan puasa saya tidak puasa dulu, jadi saya sarapan pagi sebelum diambil darah. Sesampainya di Pramita, petugasnya bilang kalau mau cek darah harus puasa dulu selama 8 jam dan hanya boleh minum air putih. Yaah saya ngga tau dan ngga tanya sana sini dulu kalau mau cek darah itu gimana :( Belum pernah sih seumur-umur cek darah. Akhirnya saya kembali ke rumah dan puasa 8 jam, sore hari pukul 5 saya ke Pramita lagi diantar Mama.

Darah akan diambil 3 kali dengan jeda 60 menit sehingga saya menunggu selama 2 jam. Di sela jeda 60 menit tersebut saya minum air gula satu gelas penuh. Ini pertama kalinya darah saya diambil, agak parno juga sih jadi dari awal petugasnya menusukkan jarum ke tangan sampai selesai mengambil darah saya ngga berani lihat.

Pengambilan darah pun selesai, hasilnya diambil keesokan harinya. FYI, total biaya yang dikeluarkan untuk tes darah di Lab Klinik Pramita ini adalah Rp 586.000. Oiya, malamnya saya buka tuh plester yang menempel di tangan bekas jarum, jeng jeng jeng bekas darah rembes di bawah permukaan kulit terlihat seperti lebam :(. Bekasnya ini hilang setelah 2 minggu. Salah petugas yang ngga bisa ambil darah atau saya yang terlalu tegang ya? Hehe..

Besoknya hasil lab sudah rilis. Agak deg-degan juga sih kayak mau bagi raport sekolah :D Hasilnya bagus atau ngga yaaa.. Setelah membuka hasil tes dan mengartikannya lewat baca-baca di web kesehatan, Alhamdulillah semuanya normal: Hb saya 11.8, kadar eritrosit, leukosit dll semuanya dalam batas normal. Walaupun ada 2 indikator yang diberi bintang, yang biasanya diartikan bahaya atau hati-hati, bagi wanita hamil kadar tersebut masih tergolong normal. And now, my job is to maintain those things and keep consuming more nutrient-rich foods. Bismillah mudah-mudahan Baby F sehat terus dan semuanya lancar sampai melahirkan. Aamiin.



Hasil Lab

Hasil Lab

Hasil Lab

 

July 25, 2016

My Pregnancy Story: Vitamin & Susu Hamil

H-1 HPL dan saya sedang menunggu datangnya mulas. Rasanya akan seperti apa yaaa?

Well..lebih baik saya menulis lanjutan episode My Pregnancy Story yang sudah lama tertunda. Seperti biasa saya selalu hilang mood saat akan menulis dan akhirnya end up dengan menutup laptop. :D

Ini tulisan kedua saya mengenai kehamilan saya yang sekarang memasuki usia kandungan 39 minggu. Alhamdulillah Baby F sehat, berat badannya saat check up kemarin sudah 3 Kg, dan gerakannya semakin aktif di perut saya. Kadang nendangnya kenceng banget. Kalo kata papanya Baby F laper. Hehe..

Di post ini saya akan mengulas vitamin apa saja dan susu hamil yang dikonsumsi sejak awal kehamilan.

Vitamin
Di trimester pertama, dokter memberikan suplemen  asam folat dengan Merk Promavit. Bentuk fisiknya berupa kapsul gelatin yang lembek. Vitamin ini mengandung : Tuna Oil 358 mg, omega-3 fatty acids 129 mg, DHA 97 mg, EPA 25 mg, Vitamin A 690 iu, Vitamin D3 69 iu, Vitamin B12 1 mcg, Folic Acid 150 mcg, Vitamin B6 300 mcg, Ca 200 mg, Magnesium 75 mg, Ferro 15 mg.
Duh, saya kan ngga bisa yang namanya nelen obat! Huhuuuu..dari dulu kalo sakit paling minum obat cair atau sebisa mungkin ngga minum obat. Tapi sekarang ya mau ngga mau saya harus makan vitaminnya demi Baby F di perut. Sempet dimarahi sama suami kenapa ngga bisa nelen obat, yang salah obatnya atau saya? Haha ya tentunya ada yang salah dengan saya... Jadiii akhirnya saya lubangi ujung kapsulnya dan mengeluarkan isinya. Lalu saya campur dengan air baru saya minum. :p

Di bulan kedua, saya curhat ke dokternya kalo saya kesulitan menelan obat sehingga saya harus menggerus atau mengeluarkan isi kapsul. Dokter pun memberikan alternatif dengan memberi vitamin asam folat dan zat besi rasa coklat bernama Maltofer. Tablet kunyah ini sebagai pencegahan defisiensi zat besi dan asam folat selama hamil.

Saat memasuki bulan keempat kehamilan atau trimester kedua, dokter mengganti vitamin asam folat saya dengan Folamil yang berbentuk kaplet karena kandungannya yang lebih lengkap dibanding vitamin yang saya konsumsi sebelumnya. Setiap kaplet Folamil mengandung asam folat, vitamin B1, B6, kalsium dan mineral. Selain vitamin asam folat, dokter juga memberi vitamin penambah zat besi.

Di penghujung trimester, saya mengkonsumsi Emineton sebagai penambah darah dan Osfit DHA yang mengandung DHA dan asam folat untuk pertumbuhan otak janin. Emineton berbentuk tablet sedangkan Osfit DHA berbentuk kapsul softgel. Isi dari Osfit DHA adalah tuna fish oil yang kaya asam lemak omega-3 yang penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Setiap obat tablet atau kaplet pasti saya gerus dulu sebelum diminum. Kalau kapsul softgel saya lubangi atau potong dulu ujungnya dan meminum isinya. :p Tidak seperti vitamin minyak ikan yang amis, Osfit DHA ada campuran wangi jeruknya jadi ngga amis nelennya. :D

Susu Hamil
Sejak tahu bahwa saya positif hamil, saya rajin mengkonsumsi susu hamil. Browsing lah sana sini menggali informasi susu hamil apa yang paling bagus. Dari forum ibu-ibu hamil yang saya baca, sebagian besar menyarankan minum Prenagen karena katanya kandungan nutrisinya paling lengkap seperti folat, DHA, zat besi, kalsium, inulin serta vitamin dan mineral penting lainnya. Di bulan pertama dan kedua saya rutin minum Prenagen tapi lama kelamaan saya selalu diare sehabis minum susu dan rasanya begah, kembung. Memasuki bulan ketiga, saya mulai merasa mual. Enek banget setiap nyium bau susu Prenagen ini. Karena di rumah ada stok Milo, saya minum Milo tiap hari karena rasanya ngga bikin mual. Eh tapi kata dokter,"Itu kan susunya anak kost, ganti sama susu hamil yang lain aja!" :D

Pilihan susu hamil berikutnya adalah Anmum Materna. Setelah dicoba eh kok enak ya dan yang penting ngga bikin saya diare dan mual. Anmum Materna tersedia dalam berbagai pilihan rasa seperti plain, coklat, vanilla, mango, dan mocha caramello.

Karena sudah cocok minum Anmum, saya berencana meneruskan mengkonsumsinya sampai akhir masa kehamilan. Tapi saya kepincut dengan Enfamama yang waktu itu lagi promo di RS. Hermina Pasteur. Enfamama diklaim memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibanding susu hamil manapun, terutama asam folatnya. Daaan yang bikin saya pengen beli itu karena harganya cuma 89.000 dapat 2 box susu 400 gr serta bonus buku info kehamilan, corong untuk komunikasi dengan jabang bayi, kalender kehamilan, smart belt extender dan free senam hamil. Banyak banget kan hadiahnya..hihi.. Sebenernya Enfamama agak sulit ditemukan di minimarket, katanya hanya dijual di Hypermart. Review dari saya tentang Enfamama, susunya enaaak, ngga bikin mual, ngga bau anyir, nyaman di perut karena ngga bikin diare atau kembung, larut dalam air dingin. Jadi yang ngga suka minum susu dengan air hangat bisa mencoba Enfamama. Oh iya setau saya rasa yang available hanya rasa coklat. Kelebihan lainnya selain asam folat yang lebih tinggi dibanding susu hamil yang ada, Enfamama juga bisa dikonsumsi hingga periode menyusui.


January 21, 2016

My Pregnancy Story: First Trimester

Alhamdulillah diberi kepercayaan oleh Allah dititipi keturunan. Di trimester pertama ini saya sering sekali mengalami mual. Untung saja tidak sampai muntah. Awalnya rasa mual ini datang hanya saat pagi saja. Tapi lama kelamaan saya pusing dan mual setiap mencium bau nasi yang baru matang, bau sop, dan bau bumbu-bumbu dapur yang menyengat lainnya. Berdasarkan sumber yang saya baca, morning sickness atau mual di pagi hari ini disebabkan beberapa hal misalnya meningkatnya hormon progesteron dan estrogen yang dapat membuat indera penciuman lebih tajam sehingga sangat sensitif pada bau. Tapi syukurlah di akhir trimester pertama ini frekuensi mualnya sudah berkurang. Karena sedikit mengkonsumsi makanan, berat badan saya turun. Huhuu.. Awal periksa ke dokter BB saya 54.1 kg (setelah menikah memang naik drastis 8 kg karena bahagia hehehe..). Bulan kedua timbangannya turun 0.2 kg menjadi 53.9 kg dan terakhir kontrol bobot saya turun lagi ke 53.6 kg. Ngga signifikan banget sih sebenernya dan itu wajar terjadi di awal kehamilan.

Sebelum periksa pertengahan Januari kemarin saya sedikit bertanya-tanya dan agak khawatir kenapa perut ini belum membesar di usia kandungan 12 minggu. Kata dokter sih baru akan terihat membesar saat janin memasuki usia 16 minggu. Hehe ngga sabar banget ya perutnya buncit. :D Kemarin saat USG saya dan suami benar-benar takjub melihat bayi di perut saya bergerak dengan aktifnya. Tangan dan kakinya sudah lengkap dan si kecil terus memainkannya. Kaya lagi main drum. :D Alhamdulillah, bayinya sehat dan bener-bener masih ngga percaya kami akan menjadi orang tua.

Mohon doanya pembaca agar anak kami tumbuh sehat serta sempurna lahir dan batinnya. Aamiin.

Sampai bertemu di USG berikutnya, nak! Mama and Papa love you! :*