Showing posts with label Life. Show all posts
Showing posts with label Life. Show all posts

November 23, 2013

Cinta Karena Allah

"Jika fisik yang dicintai, bagaimana mencintai Allah yang tak berwujud?"

Langsung buru-buru Istighfar sebanyak-banyaknya setelah membaca tweet dari salah satu teman tadi malam. Seringkali kita mencintai seseorang hanya kerana soal fisik. Dia cantik lah, dia ganteng lah, dia bodinya aduhai seperti Rihanna lah de el el. Dan banyak dari kita, pada akhirnya, sadar bahwa kecantikan fisik bukan segala-segalanya. Cantik fisik atau ganteng fisik mah sifatnya sementara. Semua orang pasti akan menua: menjadi keriput, beruban, renta. Sudah kodratnya begitu, manusiawi.

Sekarang...
Nyatanya, banyak pria --juga wanita-- yang berpaling pada sosok lain yang secara fisik lebih dari pasangannya terdahulu. Yang di foto fesbuknya, kelihatannya, bertubuh putih molek, yang di DP BBM-nya berpose unyu layaknya ABG tanggung.

Hih. Amit-amit laki gue nanti kaya gitu. *ketokketokmeja*

Dan kalau ada pria semacam itu --yang saya yakini keberadaannya melebihi sepuluh sejuta kali lipat populasi alligator di Sungai Amazon-- asingkan saja mereka ke pulau tak berpenghuni seperti pulau di film Cast Away-nya Tom Hanks. Biar mati kelaparan dia di sana.

Emosih. Huh.

Jadiii...
Kecantikan hatilah yang sebaiknya kita cari dari calon pasangan kita kelak. Apakah dia selalu menegakkan solatnya? tepat waktu? Apakah solat sunnatnya dia kerjakan pula? Bagaimana dengan sedekahnya? Karena itu menandakan kepatuhannya pada Dzat Yang Memiliki Hidup, cintanya pada Allah. Maka jika dia begitu mencintai Tuhannya, dia tidak akan berpaling darimu. Percayalah.

Saya juga sebagai wanita masih banyak kurangnya. Secara fisik juga spiritual. Pasti. Maka saya harus terus berusaha memperbaiki diri. Bukan di hadapan manusia, tapi di hadapan Sang Pencipta.

Wahai pembaca yang budiman...
...jangan kamu sia-siakan hidupmu dengan seseorang yang mencintaimu hanya karena fisik semata dan yang tidak taat pada Tuhannya. Sebab, nanti kalau ada yang lebih cantik pasti ditinggalkannyalah kamu. Kalau Allah saja berani dia tinggalkan, apalagi kamu.

Iya, saya juga tidak mau.

Semoga Allah segera menunjukkan, si beliau --jodoh dunia akhirat saya--, yang saya tahu dia akan mencintai saya karena Allah.

Dan...
...semoga catatan kecil ini dapat menyadarkan, atau paling tidak mengingatkan, para pria atau wanita yang seenak udelnya pindah ke lain hati karena urusan fisik (serta harta). Semoga mereka ini digerakkan jari jemarinya oleh Tuhan untuk mengetikkan URL blog saya pada laman internetnya untuk kemudian membaca tulisan ini dan sadar bahwa tindakan mereka itu sungguh bodoh.

Udah ah segitu dulu, saya mau ngajar sebentar lagi. Cheers. :)

*note ini selesai ditulis pukul 12.50. Minggu, 24 November 2013. Entah kenapa saya tidak bisa menyetel tanggal dan waktu yang muncul di bar setelah note ini. Ah sudahlah tidak penting. Mungkin lain kali saya ulik.*

July 27, 2013

Gimme a Little Piece of Quiet #day26

Post kali ini mau pol-polan curhat. Hehe. :p

Sedang sangat rindu pergi sendiri, nyetir sendiri, muter-muter Bandung sendiri, motret-motret sendiri, baca buku sendiri. Tempat tujuannya bukan mall atau cafe tentunya. Apalagi bioskop. Saya sedang puasa pergi ke tempat hang out seperti itu sampai waktu yang belum ditentukan. (kecuali kalo diajak bapak mamah ya gpp. :p)

Ingin sekali melipir ke tempat yang jarang dikunjungi orang seperti museum, gunung, kebun, sawah, laut dan banyak lagi.

Hmmmm pasti rasanya damai sekali membaca buku sendirian di hamparan rumput hijau yang luas, sambil sesekali tiduran terus liatin langit biru. Surgaaaa...

Dengan begitu, saya bisa merenung, introspeksi diri, memikirkan hal yang belum dan harus saya lakukan. Kemudian pada akhirnya saya bahkan bisa mensyukuri banyak hal.

Tapiiii, untuk sekarang kalo sengaja keliling-keliling naik mobil sih kayaknya nggak dulu. Secara ya BBM naik plus jalanan yang rawan macet. -___-

PS: hei tapi mau sampai kapan sendiri terus? *umur woooiiii umuuuuur*






when I had my lonesome time a couple of months ago.

June 20, 2013

BPKB dan Campur Tangan Allah #day6


Teringat 2 bulan yang lalu, saya dimintai tolong oleh teman dekat saya untuk mengambil BPKB mobil kakaknya di sebuah dealer mobil buatan Jepang. Loh kok saya? Bukannya BPKB itu hanya boleh diambil oleh orang yang namanya tertulis di sana? Lagian saya kan bukan siapa-siapa teman saya itu -- maksudnya saya kan cuma teman, bukan keluarga.

Jadi singkat cerita, karena sesuatu hal yang mengakibatkan kakaknya tidak bisa mengambil secara langsung, saya diminta mengambilkan BPKB karena wajah saya dibilang mirip dengan kakaknya. Saya pernah bertemu dengannya dan mencoba mengingat lagi seperti apa wujud kakak teman saya itu.

HAAAAAAHHH mirip dari mananyaaaa atulaaaah? Saya ini kurus, tinggi, langsing dan kakak teman saya itu badannya 2 kali lipat dari saya. Dari segi wajah juga kata saya mah jauuuuh pisaaaan. Tapi setelah ditelaah lebih lanjut, akhirnya saya menemukan kesamaan yaitu… *jengjengjengjeng*

…kulit putih dan cantik! :))))))) *jangan muntah yaaa pliiiis* *becanda kok*  

Untuk mengambil BPKB diperlukan KTP yang mana di situ ada fotonya kan ya?! Tapi, untungnya foto di KTP itu kan cuma pas foto 2x3 ya bukan foto close up seluruh badan. Kebayang kalo gitu. Haha.

Yah pokoknya akhir cerita BPKB berhasil ada di tangan saya, dan kemudian saya serahkan kepada teman saya.

Prosesnya tidak sampai 10 menit. Saya hanya harus menyerahkan KTP kepunyaan kakak teman saya, tanda tangan di bukti tanda terima dan mengecek kelengkapan BPKB. Iya hanya itu. Ngga pake tanya ini itu seperti yang saya takutkan -- yang kalau ditanya pun saya sudah siap karena sudah latihan dengan scenario yang diberikan. Hehe.

Saat melangkah keluar dealer dan melihat barang berharga itu di tangan saya, ingin deeeeh salto sambil kayang. Serius seneng banget. Seneng banget akhirnya berhasil menolong teman saya. :)

Nah, apa hubungannya dengan campur tangan Allah?

Coba deh pikir lagi, betapa beruntungnya saya ngga ketemu sama Salesman yang dulu jual mobilnya, kalau ketemu gagal semua rencana yang udah disusun. Terus KTP harus asli kan? Yang saya bawa mah fotokopian, burem pulak! Tanda tangan juga ngga mirip-mirip amat sama yang asli – iyalah maklum lha wong belajar tanda tangan orang lain hanya satu jam.

Usut punya usut, sebelum saya ngambil BPKB, saya sempatkan solat dhuhur dulu di masjid terdekat, ketika keluar masjid saya serahkan sebagian rejeki saya ke dalam kotak amal. Lalu, saat di jalan, ada seorang nenek yang meminta untuk disebrangkan jalan. Saya tolonglah nenek itu. Padahal ya saya cuma nolong nyebrangin aja, tapi beliau ini ngucapin terima kasihnya kayak abis dikasih duit seratus juta.

Setelah flashback, oooh ini mungkin pertolongan Allah teh. Saya dikasih kemudahan ngambil BPKB -- yang saya kira bakal menemukan banyak hambatan. Terlepas benar atau tidaknya saya percaya Allah akan menolong kita kalau kita juga menolong sesama.

Terima kasih ya Allah atas pertolonganMu hari itu.

Hikmah dari peristiwa ini adalah bahwa:

1.    sebenarnya BPKB bisa diambil oleh keluarga dengan adanya surat kuasa. -- Hadeuh tau gt mah ngga usah repot-repot bikin skenario. Bukan saya menyesal loh ya, beneran saya seneng bisa nolong temen saya. Sumpah!
2.    Menolong seseorang dengan ikhlas pasti akan diganjar kemudahan yang luar biasa dari Allah.
3.    Bukan bermaksud cerita sok baik nolong orang atau riya ya, tapi ini mah jadi contoh aja dan memberi semangat untuk menolong sesama. Sekecil apapun pertolongan yang kita berikan, Allah akan catat. Dan pasti akan dibalas, cepat atau lambat. -- Dan dalam kasus saya tadi Allah balesnya cepet banget. :)

Yak, sekali lagi bukan niatan saya untuk riya. Selamat menolong sesama ya dan selamat menerima keajaiban dari Allah! :D

And …

CASE CLOSED.

June 06, 2013

Me and Mr. Tripod #day4



Dan saya belajar bahwa menegakkan tripod untuk bisa digunakan sesuai dengan apa yang kita inginkan itu butuh upaya dan waktu.

Seperti halnya mimpi-mimpi saya yang coba saya bangun juga memerlukan kerja keras dan waktu.

…dan satu lagi…
…doa.

:)

June 05, 2013

Ketika Lelaki Berbicara Pernikahan #day3


Beberapa hari yang lalu saya dan seorang teman pria -- temen loh ya -- tak sengaja tergiring ke pembicaraan tentang pernikahan.

Dia bilang bahwa menikah perlu bekal untuk makan anak istri. Jadi ya tunggu sampai ‘bekal’-nya itu cukup barulah dia akan melamar seorang gadis. Katanya lagi, ‘cewek jaman sekarang kan ngga mau diajak susah.’ -- ah kata siapaaaah? hey bung ngga semua cewek kayak gt. Buka deh matanya lebar-lebar dan indra perasaannya diasah. Masih banyak cewek yang mau diajak susah, tapi perlu di-highlight di sini bahwa sang cowok memang memiliki p-o-t-e-n-s-i yang bisa membuatnya besar.

Jadi inget cerita mamah dulu ketika nikah sama bapak cuma modal buku. Ngontrak rumah di gang sempit dengan perabot seadanya: dipan, lemari baju dan rak berisi buku-buku. Iya hanya itu. Tapi Alhamdulillah sekarang kehidupan kami luar biasa berkecukupan.

‘Kenapa mau sama bapak, Mah?’ tanya saya.
‘Bapakmu itu walopun ngga punya apa-apa tapi udah punya pegangan sebagai PNS -- tau sendiri lah ya jaman itu PNS gajinya ngga kebayang kecilnya -- tapi yang lebih penting bapakmu itu pekerja keras.

Nah itulah P-O-T-E-N-S-I.

Kembali lagi ke soal laki-laki yang ingin menikah tapi banyak perhitungan. Menurut Ipho ‘Right’ Santosa -- pasti tau ya beliau ini pakar otak kanan yang sudah banyak sekali menelurkan buku best seller seperti ‘7 Keajaiban Rezeki’ -- tipe laki-laki kayak gitu berarti otak kanannya lemah. Otak kirinya yang menguasai dirinya. Mereka sangat berpikir rasionalis dan matematis.

Oh ternyata itu ya yang ada di pikiran laki-laki -- dengan otak kiri -- ketika akan menikah. Banyak sekali yang harus dipertimbangkan. Memang ngga salah sih, justru itu jadi motivasi mereka untuk bekerja lebih giat. Tapi kalo sampe umur sekian merasa belum mapan, trus kapan nikahnya?

Sebagian lagi -- laki-laki dengan otak kanan superior -- ngga mikir tuh ‘ntar bini gue mau dikasih makan apa?’. Mereka hanya percaya dan yakin bahwa sesungguhnya pernikahan itu membuka pintu rezeki. Mereka berkeyakinan bahwa setelah menikah rezeki pasti akan dicukupkan oleh Sang Maha Kaya. Mau beli rumah cukup, mau beli mobil cukup, mau beli apapun cukup. Ngga perlu hitungan matematis, memang kalo gitu keliatannya impossible.

Ada lagi nih curhatan temen yang mau melamar ceweknya. Tapi karena ada ganjelan si cewek minta rumah dulu sebelum nikah, urung lah niat sang cowok melamar. Menurut saya sih, bicarakan baik-baik sama ceweknya dan orang tua ceweknya. InsyaAllah kalau ceweknya memang sayang dan mau nerimo opo anane ya pasti diterima lamarannya. Nikah deh.

Yaaa semuanya balik lagi ke diri masing-masing laki-laki. Keputusan ada pada diri kalian. Yang BERANI menetapkan satu pilihan dan MELAMAR-lah yang benar-benar laki-laki. -- menurut saya lho ini. No offense! :D

Baiklah...
Selamat melamar dan …
… selamat menunggu dilamar! :D

May 26, 2012

Que Sera Sera - Whatever Will Be, Will Be

In the previous post, I wrote a touching commercial premiered by Ministry of Education Singapore. Now, the post was inspired by another heart touching commercial created by Thai Life Insurance. Watch the video!



"Que sera sera" Lyrics Ads.


When I was just a little girl,
I asked my mother, 'What will I be?
'Will I be pretty?
'Will I be rich?'
Here's what she said to me:


'Que sera, sera,
'Whatever will be, will be;
'The future's not ours to see.
'Que sera, sera,
'What will be, will be.'


When I was just a little boy,
I asked my mother, 'What will I be?
'Will I be handsome?
'Will I be rich?'
Here's what she said to me:


'Que sera, sera,
'Whatever will be, will be;
'The future's not ours to see.
'Que sera, sera,
'What will be, will be.


Someone whose nickname known as amphreded left a comment about the video as follows:


"At first the mothers smile, proudly admiring the children's singing. But as the song goes, they reflect upon current hardships and those to come - one can see worry upon their faces. However, the very lyrics "what will be will be" would consolate them, reaffirming the meaning of life, the strength one must carry towards the unseeable future for the ones we love. The closeup on the pregnant belly establishes a question for us - will this child be happy. One could only hope for the best."


Special credits to jitruksing who uploaded the video.

December 17, 2011

Rendezvous @ The Rit's Ice Cream

My last Saturday night was wonderfully exciting. Finally I could meet up my partners in crime - Nda, Uwi, Bung Es - but minus Icih and Boyu. Well, The Rit's Ice Cream was the nicest place where we could share stories, laughter and lives. When you are about to this place, keep an eye on the little inconspicuous board of Rit's Ice Cream as you might get passed the place. It's located after Taman Ice Cream if you drive from Setiabudi street.

This homy, convenient enclave looks so warm with dim light coming out from inside. We chose to have a seat upstairs to look out the backdrop of street across this place. The interior is classic and simple with wooden chairs. I think this place would be perfect as a hiding area for those who try to get solitary and lonesome times. The nuances are slightly quiet because people rarely notice this place.

I ordered a chicken cordon bleu and fraporeo. The price is reasonable for me. Chicken Cordon Bleu costs IDR 32,000 and fraporeo costs IDR 22,000. When the order came out, I couldn't wait to eat that. It's prime chicken breast fillet filled with melting cheese. Sooo yummy! And the fraporeo..oooh you will never be disappointed with the taste. Fabulous!
Chicken Cordon Bleu and Fraporeo: Perfect combination!
One more dishes I'd like to recommend you guys: Creme Soup. It fits to eat in a rainy dusk while you watch the cars on the other side of this house. It surely can warm up your day!
After I ate the food, I planned to order a scoop of ice cream as a dessert, unfortunately I had a problem with my nose and the weather was so cold so maybe later on I'll be back to this sweet place and order the home-made ice creams. Friend of mine said Rit's Ice Cream has a flawless ice cream you must try! Ok I am going to be here very soon.

By the way, thank you for the unbelievably great night. Looking forward to seeing you, my partners in crime! Miss you :*
Fast Track:
Jl. Dr. Setiabudhi No. 388
Bandung
Phone. 022-2011955
Open 11.00-21.00 (Tuesday closed)

October 30, 2011

Enjoying 'Me Time'

Don’t stay at home. Go get life!

Well, lately I spent most of the time on works and campus thingy. I didn’t have a ‘quality me time’. Then, a little voice inside my head stroke and told, “You should go a world away to get a frolic!” 

So when I heard my dad would go to Jakarta. I decided straightly that I’d go with him. Actually, Jakarta is not the best place to go. Polluted air, noises of vehicles...what could be worse? Anyhow I just want to get outta home for a moment to refresh mind. And who knows I will find something in my so-not-great-escape.

Quoting what the editor of The Journeys: Kisah Perjalanan Para Pencerita says. An interesting thing when travelling is finding something. Even though in the end you get nothing, it’s still called 'finding'. No?

Going to the malls is the only choice you had when you are in a metropolitan city. Thus, I went wandering to Bintaro Plaza by myself. After walking round the shopping stalls and stores, I stopped by at a book store. And something happens. A little girl (forgot to ask her name) came to me and begged secretly if I could give her money. She wanted to buy a uniform and shoes. I asked her where she studied and what her parents did. I found her story somewhat touching so I thought it would be better if I gave her a few bucks. Wish I could help more.

J.Co donuts was my next stop. A dozen of baby donuts and big cup of iced cappuccino officially became my loyal partner that afternoon. I kept drinking and counted the people that pass by to kill the time. Finally, I got my 'quality-me-time'! without any interruption from anyone.

(Ngalor ngidul ya tulisannya? suka-suka sayah ah. :p)

Perfect companions in my secluded afternoon.