Koleksi
papers saya mulai dari ijazah SD-S2,
handout kuliah sarjana dan master, hingga bahan ajar sebagai dosen di dua perguruan tinggi semua ada di rumah orang tua di Cimahi. Kok ya pas banget timingnya dua minggu ini saya mudik? Memang takdir mesti beberes dokumen yang bejibun itu.
Saya kira ini akan mudah tapi nyatanya tidak. Sulit sekali merelakan kertas-kertas yang pernah mengisi hari-hari saya sebagai mahasiswa S1 dan pascasarjana. Lembar pendaftaran S2, Kartu Rencana Studi, Kartu Hasil Studi dengan deretan nilai A. Semuanya kenangan akademik yang ingin saya simpan. Sulit sekali melepasnya karena mengingatkan saya pada momen-momen indah selama 6 tahun menempuh pendidikan S1 dan S2 di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Betapa kerasnya saya belajar untuk meraih nilai-nilai itu dan akhirnya tercapai. Kemudian, proposal tesis dengan catatan revisi yang ditulistangan dosen pembimbing hingga klip revisi tesis mulai Bab 1 sampai 5. Ah semuanya bikin saya rindu belajar lagi.
Tapi untuk apa disimpan? Kan seluruh nilai sudah terakumulasi di Transkrip Nilai Ijazah. Salinan tesis yang paripurna pun sudah ada dalam bentuk
hardcover maupun
softfile. Lalu dokumen lain berisi Surat Tugas Mengajar sebagai dosen dan tugas-tugas mahasiswa tercinta saya. Menyentuhnya helai demi helai membuat saya makin rindu mengajar lagi. Memang dari dulu mengajar adalah passion dan panggilan hati. Saya hampir menangis menyortir ini semua. Kenapa? Karena teringat saat ini saya belum bisa melanjutkan passion saya sebagai pengajar. Saya tidak bisa meninggalkan anak balita saya sendirian di rumah dengan babysitter tanpa pengasuhan saya.
Daripada malah menjadi drama, solusinya:
- jadikan proses sortir
papers ini sebagai ajang bersyukur karena Allah telah memberikan waktu kepada saya untuk menjadi Magister Pendidikan sebelum saya menikah dan punya anak. Jadilah saya Ibu Rumah Tangga lulusan S2. Alhamdulillah.
- teguhkan hati bahwa tidak ada
papers yang akan masuk kategori
sentimental items karena malah akan lebih sulit melepaskannya.
- ambil foto
paper yang memang layak dikenang namun sudah saatnya dipensiunkan.
- ubah rasa melankolis ini menjadi semangat baru untuk kuliah doktor dan dapat menyalakan
passion mengajar yang telah lama padam. Sambil berdoa mudah-mudahan Allah memberi kesempatan pada saya lagi di waktu yang tepat.
|
Before tidying |
|
Discard!! |
|
After Tidying: Papers dikategorikan menjadi (a) ijazah dan sertifikat, (b) handout kuliah S2, (c) materi ajar, (d) SAP perkuliahan, (e) Surat Tugas |
|
Berhubung lebar lemari pendek, penyimpanan map pun saya sesuaikan namun tetap vertikal sesuai kaidah KonMari |
NB:
* Di rumah tinggal saya saat ini hanya ada sedikit papers milik suami yang telah tersusun di satu clear holder dan struk-struk pembayaran listrik, air, gas, telkom. Jadi memang tidak perlu bebenah kertas.
* Maap jadi curhat kepanjangan wkwkwk...