June 28, 2013

Si Jalak Harupat Saat Ini ... #day13

... sampah berserakan di mana-mana.
... penuh coretan.
... tidak terawat.

Warga Bandung boleh berbangga memiliki stadion berskala internasional semacam Stadion Si Jalak Harupat di Soreang. Tapi melihat kondisinya sekarang, sungguh memprihatinkan. Bungkus-bungkus makanan dan botol air mineral menghiasi berbagai sudut stadion yang dibangun tahun 2003 ini. Selain itu, banyak sekali coretan di dinding yang dilakukan tangan-tangan jahil. Rumput liar di sekitar stadion pun tumbuh subur. Aduh, sayang sekali stadion megah dengan biaya milyaran rupiah seperti ini tidak dirawat.

Lalu siapa yang wajib merawatnya? Pertama, pemerintah daerah setempat seharusnya lebih memperhatikan perawatan stadion ini. Nyuruh petugas buat sasapu kek, motongin rumput kek. Saat saya berkunjung kemari tidak terlihat seorang pun petugas kebersihan yang membersihkan stadion. Kedua, Bobotoh dan pecinta sepak bola lain yang datang ke Si Jalak Harupat berkewajiban penuh untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah seenaknya. Tempat sampah udah banyak disediain loh itu.

So, tolong jaga stadion ini dengan baik saat tim kesayangan kita Persib Bandung bertanding. Kan demi kenyamanan kita bersama juga. 


Sekilas sih bersih, tapi ...




Tuh sampah-sampah kecil berserakan. Can you spot that?

Walaupun begitu, fasilitas-fasilitas lain masih terjaga dengan baik. Bangku penonton di bagian VIP dan VVIP masih terlihat bersih dan baru -- ngga tau ya kalo di sektor lain gimana.




PS: Sebentar lagi Persib akan menempati homebase-nya di Stadion Utama Gede Bage. Tolong jaga kebersihan dan rawat fasilitas yang ada. Semoga Persib selalu menang. Hidup Persib! :D

June 27, 2013

Untitled #02 #day12


Everything happens for a reason. Termasuk pertemuan kita.

Nuart Sculpture Park #day11

Galeri patung dan lukisan karya maestro Nyoman Nuarta ini terletak di Jalan Setra Duta Kencana II/11 Bandung. Oh iya, mungkin nama pemilik Nuart Sculpture Park terdengar asing di sebagian telinga kita. Padahal hasil karya beliau sangat terkenal di Indonesia, salah satunya patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Saat tiba di lokasi, taman yang luas dan teduh dengan banyak pepohonannya telah menyambut kami. Patung-patung unik pun menghiasi lahan seluas kurang lebih empat hektar ini. Pengunjung dapat menikmati semua karya seni dengan gratis. Yak, tidak dipungut biaya satu rupiah pun untuk masuk ke galeri Nuart. Setelah lelah berkeliling, pengunjung bisa menikmati kudapan di cafe yang terdapat pula di tempat ini.








Warung Lela #day10




Sebenernya ngga tau pasti track ke tempat ini secara perginya abis magrib. Jalanan udah gelap dan penunjuk arah pun otomatis ngga jelas. Jadi saya hanya mengandalkan sang navigator yaituuuu Icih. Hehe. Seinget saya kita melewati jalan Tubagus Ismail kemudian masuk perumahan dosen Unpad. Nah, selanjutnya hanya inget kalo jalannya belok-belok dan naik turun. :p

Singkat cerita, kita pun sampai di Warung Lela. Tempat duduk yang kita pilih letaknya di bawah karena dari sana kita bisa melihat city light yang kelap-kelip warna warni. Suasananya homy banget dan bikin betah lama-lama nongkrong di sini.

Kalau soal makanan, WaLe mengandalkan Mie Bakso. Harga yang ditawarkan untuk aneka bakso dan mie ayam mulai dari Rp 19.000 sedangkan untuk menu nasi mencapai Rp 27.500. Berhubung lighting yang kurang memadai alias remang-remang, kita ngga bisa foto dua mangkok besar mie yamin pesanan kita.

Untuk teman-teman yang mau mencicipi silahkan datang langsung ke TKP ya. Alamatnya  Jl. Kupa No.6, Kompleks Rancakendal, Bandung. Kalau tersesat di tengah jalan, aktifkan GPS-nya (Gunakan Penduduk Sekitar) a.k.a. nanya orang. :p

June 24, 2013

Lisung the Dago Boutique Resto #day9

Alamat: Jl. Dago Pakar Timur III Ciburial Cimenyan Bandung Jawa Barat  Indonesia
Telefon: +62 22 2536225

Lisung letaknya bersebelahan dengan Selasar Sunaryo. Resto ini juga salah satu tempat ngopi paling asik di Dago. Nah di sini berbeda dengan Selasar Sunaryo yang hanya menawarkan kopi dan makanan ringan. Lisung juga menyuguhi pengunjung dengan main course yang beragam. Salah satu andalannya adalah nasi bakar koempeni. Harga juga tergolong standar, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Tapi ya kalo tiap hari ke sini bangkrut juga. Hehe.

Viewnya luar biasa menakjubkan jika kita duduk santai di pinggir teras yang letaknya agak ke bawah. Tapi sayang saat saya ke sana, tempatnya udah duluan di-book sama pasangan-pasangan yang ... mmmhhh merasa tempat itu milik mereka berdua -- secara ya rangkul-rangkulan gitu, duduknya mepet-mepet kayak di angkot. Jadi yang ingin menikmati night view kota Bandung lebih baik datangnya sekitar jam empat sore -- tapi nggak jamin juga :p.


Selasar Sunaryo Art Space #day8

Alamat: Jl. Bukit Pakar Timur No. 100, Bandung

Patokannya kalo udah liat plang Sierra Cafe, nah langsung belok kiri. Luruuuus terus ke atas sampe nemu Selasar Sunaryo yang ada di sebelah kiri jalan. Tempatnya adem banget, asik buat nongkrong berjam-jam.
Harganya standar lah IDR 10K - 30K.


June 21, 2013

WANDANSARI bukan WANDASARI #day7


"What's in a name? that which we call a rose by any other name would smell as sweet."

Begitulah kutipan dari Juliet Capulet dalam Roman terkenal karya William Shakespeare. Yah apalah arti sebuah nama. Tapi menurut saya, nama itu begitu penting.

Pernah seorang mahasiswa di tempat saya mengajar dengan salah menulis nama belakang saya.

“Tantri Wandasari”.
“Pake N ya, WandaNsari.” -- entah ini kalimat ke berapa ribu kali tiap seseorang menyebut nama saya. Selalu begitu, salah mulu!
“Artinya emang apa bu Wandansari teh?”

Eaaaa saya pun bengong sepersekian detik. Jujur sering bingung kalau ditanya begitu karena saya tidak tahu pasti asal muasal nama yang bapak saya anugerahkan itu.

Sejak jaman saya SD juga udah sering misspelled. Selalu dengan meniadakan N di antara ‘Wanda’ dan ‘sari’. Kagok gitu yah? Akibatnya saya pun bolak-balik minta dibenerin kayak rapot, piagam dan sebagainya.

Seingat saya, saya pernah menanyakan ini pada bapak saya dan beliau bilang:

“Wandansari itu seorang putri. -- halah beurat euy! -- adiknya Sultan Agung dari Mataram. Dia juga senopati perempuan dan menikah dengan Pangeran Pekik Adipati dari Surabaya.

Dengan ber-ooh panjang, rasa penasaran saya pun hilang. Yah, memang bapak saya itu penggemar cerita kolosal macam kerajaan-kerajaan Islam, Hindu, Budha. Ngga heran nama saya terinspirasi dari salah satu tokohnya.

Ah jadi kepikiran juga, nanti kalau saya punya anak, saya mau kasih nama yang berbau kerajaan-kerajaan Indonesia. It sounds cooool!!! :)