Beberapa
hari yang lalu saya dan seorang teman pria -- temen loh ya -- tak sengaja tergiring ke pembicaraan tentang
pernikahan.
Dia
bilang bahwa menikah perlu bekal untuk makan anak istri. Jadi ya tunggu sampai ‘bekal’-nya
itu cukup barulah dia akan melamar seorang gadis. Katanya lagi, ‘cewek jaman sekarang kan ngga mau diajak
susah.’ -- ah kata siapaaaah? hey bung ngga semua cewek kayak gt. Buka deh
matanya lebar-lebar dan indra perasaannya diasah. Masih banyak cewek yang mau
diajak susah, tapi perlu di-highlight
di sini bahwa sang cowok memang memiliki p-o-t-e-n-s-i yang bisa membuatnya
besar.
Jadi
inget cerita mamah dulu ketika nikah sama bapak cuma modal buku. Ngontrak rumah
di gang sempit dengan perabot seadanya: dipan, lemari baju dan rak berisi
buku-buku. Iya hanya itu. Tapi Alhamdulillah sekarang kehidupan kami luar biasa
berkecukupan.
‘Kenapa
mau sama bapak, Mah?’ tanya saya.
‘Bapakmu
itu walopun ngga punya apa-apa tapi udah punya pegangan sebagai PNS -- tau sendiri lah ya jaman itu PNS gajinya
ngga kebayang kecilnya -- tapi yang lebih penting bapakmu itu pekerja
keras.
Nah
itulah P-O-T-E-N-S-I.
Kembali
lagi ke soal laki-laki yang ingin menikah tapi banyak perhitungan. Menurut Ipho
‘Right’ Santosa -- pasti tau ya
beliau ini pakar otak kanan yang sudah banyak sekali menelurkan buku best seller seperti ‘7 Keajaiban Rezeki’ -- tipe laki-laki kayak gitu berarti otak
kanannya lemah. Otak kirinya yang menguasai dirinya. Mereka sangat berpikir
rasionalis dan matematis.
Oh
ternyata itu ya yang ada di pikiran laki-laki -- dengan otak kiri -- ketika
akan menikah. Banyak sekali yang harus dipertimbangkan. Memang ngga salah sih, justru
itu jadi motivasi mereka untuk bekerja lebih giat. Tapi kalo sampe umur sekian
merasa belum mapan, trus kapan nikahnya?
Sebagian
lagi -- laki-laki dengan otak kanan superior -- ngga mikir tuh ‘ntar bini gue mau dikasih makan apa?’. Mereka
hanya percaya dan yakin bahwa sesungguhnya pernikahan itu membuka pintu rezeki.
Mereka berkeyakinan bahwa setelah menikah rezeki pasti akan dicukupkan oleh Sang
Maha Kaya. Mau beli rumah cukup, mau beli mobil cukup, mau beli apapun cukup.
Ngga perlu hitungan matematis, memang kalo gitu keliatannya impossible.
Ada
lagi nih curhatan temen yang mau melamar ceweknya. Tapi karena ada ganjelan si
cewek minta rumah dulu sebelum nikah, urung lah niat sang cowok melamar.
Menurut saya sih, bicarakan baik-baik sama ceweknya dan orang tua ceweknya.
InsyaAllah kalau ceweknya memang sayang dan mau nerimo opo anane ya pasti diterima lamarannya. Nikah deh.
Yaaa
semuanya balik lagi ke diri masing-masing laki-laki. Keputusan ada pada diri
kalian. Yang BERANI menetapkan satu pilihan dan MELAMAR-lah yang benar-benar
laki-laki. -- menurut saya lho ini. No
offense! :D
Baiklah...
Selamat
melamar dan …
…
selamat menunggu dilamar! :D