June 05, 2013

Ketika Lelaki Berbicara Pernikahan #day3


Beberapa hari yang lalu saya dan seorang teman pria -- temen loh ya -- tak sengaja tergiring ke pembicaraan tentang pernikahan.

Dia bilang bahwa menikah perlu bekal untuk makan anak istri. Jadi ya tunggu sampai ‘bekal’-nya itu cukup barulah dia akan melamar seorang gadis. Katanya lagi, ‘cewek jaman sekarang kan ngga mau diajak susah.’ -- ah kata siapaaaah? hey bung ngga semua cewek kayak gt. Buka deh matanya lebar-lebar dan indra perasaannya diasah. Masih banyak cewek yang mau diajak susah, tapi perlu di-highlight di sini bahwa sang cowok memang memiliki p-o-t-e-n-s-i yang bisa membuatnya besar.

Jadi inget cerita mamah dulu ketika nikah sama bapak cuma modal buku. Ngontrak rumah di gang sempit dengan perabot seadanya: dipan, lemari baju dan rak berisi buku-buku. Iya hanya itu. Tapi Alhamdulillah sekarang kehidupan kami luar biasa berkecukupan.

‘Kenapa mau sama bapak, Mah?’ tanya saya.
‘Bapakmu itu walopun ngga punya apa-apa tapi udah punya pegangan sebagai PNS -- tau sendiri lah ya jaman itu PNS gajinya ngga kebayang kecilnya -- tapi yang lebih penting bapakmu itu pekerja keras.

Nah itulah P-O-T-E-N-S-I.

Kembali lagi ke soal laki-laki yang ingin menikah tapi banyak perhitungan. Menurut Ipho ‘Right’ Santosa -- pasti tau ya beliau ini pakar otak kanan yang sudah banyak sekali menelurkan buku best seller seperti ‘7 Keajaiban Rezeki’ -- tipe laki-laki kayak gitu berarti otak kanannya lemah. Otak kirinya yang menguasai dirinya. Mereka sangat berpikir rasionalis dan matematis.

Oh ternyata itu ya yang ada di pikiran laki-laki -- dengan otak kiri -- ketika akan menikah. Banyak sekali yang harus dipertimbangkan. Memang ngga salah sih, justru itu jadi motivasi mereka untuk bekerja lebih giat. Tapi kalo sampe umur sekian merasa belum mapan, trus kapan nikahnya?

Sebagian lagi -- laki-laki dengan otak kanan superior -- ngga mikir tuh ‘ntar bini gue mau dikasih makan apa?’. Mereka hanya percaya dan yakin bahwa sesungguhnya pernikahan itu membuka pintu rezeki. Mereka berkeyakinan bahwa setelah menikah rezeki pasti akan dicukupkan oleh Sang Maha Kaya. Mau beli rumah cukup, mau beli mobil cukup, mau beli apapun cukup. Ngga perlu hitungan matematis, memang kalo gitu keliatannya impossible.

Ada lagi nih curhatan temen yang mau melamar ceweknya. Tapi karena ada ganjelan si cewek minta rumah dulu sebelum nikah, urung lah niat sang cowok melamar. Menurut saya sih, bicarakan baik-baik sama ceweknya dan orang tua ceweknya. InsyaAllah kalau ceweknya memang sayang dan mau nerimo opo anane ya pasti diterima lamarannya. Nikah deh.

Yaaa semuanya balik lagi ke diri masing-masing laki-laki. Keputusan ada pada diri kalian. Yang BERANI menetapkan satu pilihan dan MELAMAR-lah yang benar-benar laki-laki. -- menurut saya lho ini. No offense! :D

Baiklah...
Selamat melamar dan …
… selamat menunggu dilamar! :D

No comments:

Post a Comment