August 22, 2013

About Being Grateful

Bulan Februari kemarin untuk pertama kalinya saya mengajar mahasiswa. Kalau disebut dosen rasanya belum pantas, saya lebih suka dengan istilah asisten dosen saja. Rasanya excited terjun ke dunia baru dengan tantangan baru. Selain itu, sempet bingung juga sih, banyak hal yang tidak saya ketahui tentang metode mengajar di bangku kuliah, materi, penilaian dan sebagainya. Tapi bukan tentang kebingungan saya yang ingin saya share di post kali ini, melainkan rasa syukur.

Well, saya benar-benar bersyukur ketika saya mengajar kelas karyawan di mana mayoritas mahasiswanya sambil bekerja dan umurnya di atas saya. Saya merasa "Alhamdulillah di umur yang terbilang muda saya diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2 dan sekarang Allah mengizinkan saya menjadi pengajar muda di dua perguruan tinggi."

Ada beberapa mahasiswi yang dengan antusiasnya bertanya: "Ibu kelahiran taun berapa? lulus taun berapa?" Ada juga yang nyeletuk "saya kira temen baru loh bu pas liat ibu masuk kelas. hehe."

Saya dan mereka pun akhirnya ngobrol-ngobrol sedikit. Salah seorang dari mereka bilang bahwa ia kuliah sambil bekerja untuk membiayai uang SPP. Nah di sini saya juga bersyukur sekali tapi sekaligus terselip rasa malu. Bersyukur karena saya tidak usah susah payah banting tulang untuk membiayai kuliah. Saya bisa fokus pada studi saya sementara mereka harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjan. Bukan hal yang enteng. Kalau malu, ya karena untuk biaya kuliah saya masih dibantu oleh orang tua.

Oh iya saya juga teringat ketika melamar ke perguruan tinggi di mana saya menginduk, segalanya benar-benar mudah. Pokoknya mah lancar jaya deh! Saat itu ceritanya saya menyerahkan lamaran ke Prodi Pendidikan B. Inggris, eh kata sekretaris prodinya hari itu adalah hari terakhir penerimaan berkas pegawai baru. Wow how lucky I am, saya datang di saat-saat akhir. Kata beliau lagi, wawancara dimulai hari itu juga pukul 14.00. Saya hanya harus menunggu dua jam. Dan saat wawancara pun, walaupun salah satu interviewer bilang bahwa jawaban saya terlalu klise dalam hal salary, beliau ini meloloskan saya juga. Yeay! Bahkan saya dapat bonus diminta untuk menjadi Language Laboratory Assistant di sebuah perguruan tinggi milik tentara di kota saya oleh Dosen Pembina saya. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Bersyukur sekali ketika orang lain sulit mendapat posisi sebagai dosen, saya malah diberi kesempatan dan kepercayaan dengan sangat mudahnya oleh Allah untuk menempati posisi tersebut.

Kemudian, di penghujung bulan Agustus ini pun saya diminta untuk menjadi Dosen Pembimbing untuk mahasiswa yang sedang melaksanakan PLP di sekolah-sekolah. Baru pertama menjadi dosbing, saya sudah dipercaya untuk membimbing 12 orang mahasiswa. Sempet juga dikira saya salah satu mahasiswa PLP oleh pihak sekolah. Hehe. Yah berbekal pengalaman saya mengajar, baik dulu ketika sama-sama menjadi praktikan di sekolah, pengajar di SMK dan sekarang menjadi pengajar muda di perguruan tinggi, saya mencoba berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan mereka-mereka calon Sarjana Pendidikan.

Semoga saya bisa terus berbagi ilmu yang bermanfaat.
Semoga Allah terus melimpahkan rezeki dan rahmatNya pada saya.
Dan...
semoga saya menjadi orang yang pandai bersyukur.

Bisa saya mintakan AAMIIN-nya?
AAMIIN.
:)

August 16, 2013

Kafe Kupu-kupu

I broke my promise by visiting a cafe! :p

Yah tak apalah sekedar melepas penat sebentar. Jadi, kemarin seharusnya saya mengerjakan revisi proposal tesis di perpus kampus. Tapi sayang sekali sodara-sodara, perpusnya tutup! :/

Dari pada pulang ke rumah tanpa hasil, saya memutuskan untuk mengerjakan revisi di sebuah tempat yang nyaman di mana saya bisa sekalian makan siang. Dan, tiba-tiba saja Kafe Kupu-kupu di jalan Kolonel Masturi Cimahi ini muncul di kepala saya. Tanpa pikir panjang, saya pun menggeber mobil ke sana. Untuk sampai ke destinasi ini diperlukan waktu kira-kira 45-60 menit dari kampus saya di Ledeng. Kalau berangkat dari rumah sih hanya 15 menit. 

Sebenarnya sudah lama saya ingin berkunjung ke sini karena konon menurut beberapa review dari teman, tempat ini sangat cozy dan kalau malam suasananya sangat romantis. Ternyata memang benar, saat saya menginjakkan kaki di dalam kafe, suasananya benar-benar membuat betah. Saya memilih meja di lantai dua karena bisa melihat pemandangan kota dan lebih sepi. Kafe ini juga memadukan konsep library namun di lantai dua tidak terlihat satupun buku, jadi koleksi buku-buku tersebut hanya disimpan di lantai satu.

Menu makanannya sangat lengkap mulai appetizer, main course dan dessert dengan sajian khas Indonesia, chinese atau western. Setelah membolak-balik buku menu, akhirnya saya menjatuhkan pilihan lunch pada Chicken Cordon Bleu, iced lemon tea, dan secangkir Vietnamese Coffee hangat. Semua total pesanan saya 46.000 rupiah. Tidak terlalu mahal bukan?

Plangnya terlalu kecil, hampir saja kelewatan. Letaknya beberapa meter ke atas setelah kuburan Sentiong.
Baru datang langsung disambut langit biru yang indah :)

beautiful place, isn't it?  
tempat parkirnya lumayan luas
pemandangan dari tempat di mana saya duduk

kafe bagian bawah dengan konsep outdoor 
lantai dua (hati-hati sebelum duduk dicek dulu kaki-kaki kursinya karena kursi saya yang seperti itu patah salah satu kakinya dan saya harus membenarkannya sendiri :/)
another side of second floor


Chicken Cordon Bleu

Vietnamese Coffe (very recommended)
penampakan meja saya: piring, gelas, dan proposal. Lihat proposal saya, penuh dengan coretan-coretan dari Prof Nenden yang bikin kliyengan -_-'
Revisi proposal pun berakhir dengan pencarian tiket pesawat murah ke Phuket :p (Kafe ini juga dilengkapi fasilitas Wi-Fi)

August 12, 2013

Serba Pertama Kali

Kata teman-teman, saya orang paling lempeng sedunia. Jarang sekali saya menunjukkan ekspresi dan emosi yang meledak-ledak. Kata mereka lagi, saya nggak pernah nunjukkin yang namanya sedih, selalu ceria seperti tidak punya beban masalah. Selain itu, mereka juga sering bilang bahwa saya wanita dengan gengsi setinggi langit dalam hal mengutarakan isi hati.

Tapi...
di tahun ini...
serba untuk pertama kalinya...

...saya minta maaf sama mamah secara eksplisit dan dari hati yang paling dalam hingga meneteskan air mata.
...setelah belasan tahun akhirnya saya memeluk adik perempuan saya dengan sangat erat saat dia kehilangan lelaki yang dicintainya karena menghadap Illahi.
...saya mohon doa secara lisan dan sungguh-sungguh kepada kedua orang tua. -- yah biasanya saya selalu sambil cengengesan kalo minta doa.

Tuhan, terima kasih atas tahun yang sarat emosional ini.
Terima kasih atas pembelajaran yang Engkau berikan di umurku yang hampir genap dua puluh lima dalam beberapa hari lagi.
Terima kasih telah mempertemukan saya dengan orang-orang hebat hingga detik ini. Benar, saya tidak pernah menyesal sedikit pun bertemu si beliau, si ini, si itu, bahkan dia.
Terima kasih akhirnya saya bisa tahu makna ikhlas yang sesungguhnya walau mungkin belum sepenuhnya.

Dan...
...terima kasih atas hal-serba-pertama-kali di tahun ini.

Saya bersyukur. :')

August 11, 2013

Alam Wisata Cimahi

Kemarin saya dan teman-teman mengunjungi sebuah tempat wisata di Jalan Kolonel Masturi no. 157 Kota Cimahi yang bernama Alam Wisata Cimahi (AWC). Tempatnya sangat luas dengan berbagai macam fasilitas outbond seperti flying fox, jembatan gantung, high rope, ATV, kolam renang, kebun sayur dan buah yang dapat dipetik sendiri, serta masih banyak lagi.

Untuk menguji adrenalin, saya dan tiga teman saya mencoba ATV. Biaya per orangnya Rp 15.000 saja. Saya mengira bahwa track nya di jalan aspal yang datar, tapi ternyata tidak seperti itu pemirsa. Jalur ATV ini benar-benar sangat menantang: turunan tajam berbatu, tanjakan empat puluh lima derajat, jalan sempit dengan kanan-kiri tebing -- bukan tebing jg sih -- yah pokoknya semacam turunan berkedalaman satu sampai dua meter. Yang membuat tegangnya lagi adalah cara si pengemudi ATV yang mengemudi ala off-roader. Turunan menukik dengan tikungan di ujung pun dilahap saja tanpa ampun olehnya. Ini membuat kami berteriak histeris. Tapi justru di situlah letak keseruannya. Patut dicoba bagi para adrenaline junkies. Satu sih catatan saya untuk pengelola, mbok ya disiapkan helm untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

Nah, setelah menghabiskan energi karena teriak-teriak naik ATV, kami pun segera memesan makanan yaitu nasi bakar komplit plus teh manis seharga Rp 37.500. Tahu berapa lama kami menunggu hidangan ini? SATU SETENGAH JAM! Ini juga menjadi catatan untuk pihak AWC agar pelayanan dalam hal ini lebih ditingkatkan.

Overall, tempatnya sangat sejuk dengan pemandangan yang mempesona -- apalagi di malam hari pengunjung dapat menikmati city light Kota Cimahi. Pokoknya tempat ini cocok sekali sebagai wisata akhir pekan bersama keluarga.

Di bawah ini saya attach sebuah video travel diary yang saya buat untuk menggambarkan keseruan di AWC. Have a click!


Klik link berikut jika thumbnail youtube tidak muncul: https://www.youtube.com/watch?v=jy4n_iGt9N4

August 07, 2013

#movieproject: Breathtaking Views Out of the Airplane Window




The pictures were taken during flight to Semarang and Jeddah.
Enjoy.

PS: In case you can't play the video on mobile device, here's the link on http://www.youtube.com/watch?v=Ae4XjFK9oUY.

#movieproject: Canon Rebel T3 Video Test


This is my first video test with Canon EOS Rebel T3 (1100D).
Recorded with 30 frames per second at 1280x720.
Edited in Windows Live Movie Maker.

July 30, 2013

Throwback: Yogyakarta #day30

Belum sah rasanya jika mudik ke Jawa Tengah tapi tidak mampir ke Jogja. Hehe. Maka dari itu, setelah meninggalkan kota Salatiga dan melanjutkan silaturahmi ke Kutoarjo, kampung halaman mamah saya, kami menyempatkan mengunjungi kota pelajar ini dahulu.

Jajanan wajib di Jogja ya tidak lain adalah gudeg. Sayur nangka manis ini bisa dinikmati di warung lesehan pinggir jalan di Malioboro. Tapi, karena ingin menikmati suasana lain kota Jogja, bapak saya mengajak kami sekeluarga menikmati gudeg di sebuah resto bernama Gadri Resto. Restoran ini berada di kawasan Rotowijayan. Selain menyajikan makanan dan minuman, resto ini juga menyuguhi pengunjung dengan benda-benda keraton seperti pakaian, alat-alat rumah tangga, foto-foto hingga batik.

Tempat makan ini awalnya adalah sebuah rumah milik Hamengku Buwono IX, ayah Hamengku Buwono X yang kini berkuasa. Saat saya berkunjung tahun lalu, rumah ini ditempati oleh adik sultan yaitu Pangeran Haryo Joyokusumo. Ada yang lucu di sini, ketika saya melihat-lihat perabot peninggalan keluarga keraton yang letaknya di dalam rumah, saya melihat adik sultan tersebut sedang menonton tv dengan hanya memakan kaos sangsang kata basa sunda mah dan sarung. Haha ternyata pangeran keraton juga seperti bapak-bapak kebanyakan ya. 

Nah, untuk yang ingin menikmati gudeg dengan suasana kraton Jogja harus datang ke sini.


courtesy of tripadvisor

Kalau tadi membahas gudeg ala keraton, sekarang saya akan mengajak anda pecinta gudeg ke jalan Wijilan. Tempat ini terkenal sekali dengan gudeg Wijilan-nya. Bedanya sama gudeg-gudeg lain sih saya tidak terlalu mengerti. Saya melihat deretan warung gudeg di jalan ini. Oiya si Jebraw sama Naya pernah nyoba Gudeg Yu Jum di sini. Tapi saya justru memilih warung gudeg lain bernama Gudeg Bu Lies. Soal rasanya sih tidak perlu ditanya, enak sekali tentu saja.

Sekarang tergantung selera pecinta kuliner khas Jogja mau memilih makan gudeg dengan suasana Malioboro, keraton atau jalan Wijilan.

Selamat mencoba.

Cheers.
Gudeg Bu Lies
Pemusik di Gudeg Bu Lies menambah kesan Jogja banget!