July 23, 2013

Heading to GBK Stadium #day21


Cerita sedikit nih sebelum hari H pertandingan Indonesia XI vs. Liverpool FC. Ada beberapa persiapan yang saya lakukan. Pertama, book tiket kereta api menuju Gambir. Kenapa nggak lewat tol? karena saya malas bermacet-macet selama berjam-jam di tol Cikampek, sepertinya masih ada perbaikan di KM 47 yang pastinya berdampak pada antrean kendaraan sebelum KM tersebut. Hih udah cukup deh sebelumnya saya macet-macetan! Lagipula, perjalanan dengan kereta api itu lebih santai, tidak secapek jika kita bepergian dengan mobil dan yang paling seru bisa melihat pemandangan alam di sepanjang jalan yang tidak akan saya dapatkan jika melaju di tol.

Kedua, reservasi hotel. Yak, karena pertandingan pasti berakhir menjelang tengah malam maka saya dan keluarga memutuskan untuk mencari penginapan. Saya akhirnya menginap di Hotel Losari 2 di kawasan Blok M yang letaknya tidak jauh dari SUGBK. Hanya perlu naik Trans Jakarta satu kali yang shelternya tepat di depan hotel saya menginap.

Ketiga, persiapan atribut. Tidak ada syal bertuliskan Liverpool FC atau Indonesia, saya hanya mengenakan kaos putih berlambang The Reds dipadu dengan blazer merah. Inginnya sih berseragam Jersey home Liverpool terbaru, tapi ya sudahlah pakai saja yang ada, tidak perlu membeli karena saya sudah berjanji untuk berhemat. Hehe.

Keempat, my baby Canon Rebel t3. Lensa yang digunakan sih masih lensa bawaan yaitu lensa zoom standar Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS. Ini adalah senjata saya nanti untuk membidik momen-momen di sepanjang pertandingan.

Terakhir, tiket pertandingan tentunya. Tiket pertandingan ini sudah saya beli tiga bulan sebelumnya di ticket box My Ticket yang berada di BE Mall jalan Naripan Bandung. Saya duduk di kategori 5 yaitu di tribun timur sektor 14-16, masuk melalui Gate VIII. Nah di bawah ini adalah seat plannya. 


Alright, all done and let's gooooo!!!!!
Liverpool, liverpool, we are coming!!!!

July 17, 2013

Pesantren Babussalam #day20

Kawasan Bandung Utara khususnya Dago memang terkenal dengan cafe tempat nongkrong anak muda, tapi coba deh sekali-kali hang out ke Pesantren Babussalam. Letak pesantren Al-Quran ini berada di Jalan Ciburial Indah. Kalau di beberapa post sebelumnya saya pernah membahas tentang cafe Kopi Selasar, nah tempatnya ngga jauh dari sini. Dari Selasar Sunaryo jalan lurus terus sekitar dua kilometer -- mereun, da sayah nggak ngukur jalan :p. Pesantren asri ini nanti akan ada di sebelah kiri jalan.

Setiap sebulan sekali pada minggu ke tiga, ada istighasah yang dibuka untuk umum. Saat saya bertandang ke sini, Pak Kyai Muchtar Adam yang merupakan pimpinan pondok pesantren memberi sedikit ceramah. Terharu banget lah ketika Pak Kyai bercerita tentang usahanya membangun cabang pesantren Babussalam di tanah kelahirannya, Selayar Sulawesi Selatan.

Banyak santri Babussalam yang berlomba-lomba menyisihkan sebagian rizkinya untuk membantu. Salah satunya, ada seorang santri remaja yang memberikan uang jajannya  kepada Pak Kyai. Katanya kurang lebih begini: 'Pak Kyai, ini saya ada uang 15.000 untuk bantu pesantren. Saya mau nyicil.'

Kata Pak Kyai, uang sebesar itu bisa untuk membeli tanah satu meter persegi di Selayar -- serius ini mah saya juga hampir ngga percaya. Padahal di daerah Dago harga tanah per meter persegi bisa mencapai puluhan juta. Ckckckck memang kalau harga tanah di lokasi bisnis itu valuenya tinggi sekali ya. Sepertinya ini dipengaruhi oleh pengembangan proyek baik properti residensial maupun komersial. Sedangkan harga lahan yang murah seperti di Selayar dikarenakan jauh dari pusat kota.

Selain istighasah, pengunjung juga bisa mengikuti kegiatan jual beli dengan menggunanakan koin emas dinar dan koin perak dirham. Seperti di zaman Rasulullah gitu deh. Dinar dan dirham adalah alat tukar terbaik yang tidak lekang oleh zaman, bahkan sangat dianjurkan oleh Allah dan Nabi Muhammad. Satu dinar sama dengan 4.25 gram emas sedangkan dirham setara dengan 2.975 gram perak. Seru kan?

Maka dari itu, beneran deh ini mah saya rekomendasikan sekali tempat ini sebagai wisata rohani. Keluar dari sini dijamin hati jadi adem dan tentunya menambah pengetahuan agama. :D



KH. Muchtar Adam. Beliau ini lulusan UPI juga lho. Bangga saya. :D

July 16, 2013

Approved! #day18

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Akhirnya proposal tesis saya di-approve juga oleh supervisor. Masih ada sedikit yang harus diperbaiki sih, tapi Alhamdulillah Ya Allah tanda tangan Sang Profesor mendarat juga di Page of Approval saya.

Ini baru satu langkah kecil, masih banyak ribuan langkah dan perjuangan besar yang harus saya jalani ke depannya. Bismillah.

Fokus sama seminar proposal dulu. Yeaaaay!!!!

*buru-buru kerjain revisian*

NB: Eh baru dapet info yang tidak kalah menggembirakan: SAYAH DINYATAKAN LULUS UJIAN KOMPRE EFL! Alhamdulillah. Benar-benar berkah Ramadhan. :D



Write your Thesis! #day17


Right now.

Untitled #03 #day16


Udah dua kali bimbingan proposal ke dosen pembimbing akademik, masih banyak yang harus direvisi. Mudah-mudahan besok di bimbingan ke tiga semuanya lancar dan tidak banyak revisi sana-sini supaya akhir bulan ini saya bisa daftar seminar proposal.

Walaupun masih dalam tahap proposal tesis, optimisme saya besar untuk secepatnya bisa menyandang gelar Magister Pendidikan. AAMIIN.

There's A Gap Between My Teeth! #day15

Agak stres dan khawatir akhir-akhir ini gegara melihat susunan gigi pasca dibehel dua tahun silam. Kok berubah bentuk ya? Padahal setelah dilepas, gigi saya terlihat rapi membentuk struktur gigi ideal berlekuk U-shaped. Tapi sekarang? Tidaaaaaakkkk!!!

Yah, tujuh tahun lalu struktur gigi saya memang sangat berantakan. Jenis gigi saya itu tergolong besar sedangkan rahang kecil sehingga bertumpuklah gigi-gigi saya dengan dua gigi seri di depan seperti gigi kelinci. Untuk dibehel, dokter gigi harus mencabut EMPAT gigi saya. Sebelum memasang behel permanen, saya pernah menggunakan removable brace. -- nggak nyaman banget lah pake behel kayak gini. Pas makan harus copot. Ih ribet apalagi kalo lagi aktivitas di luar rumah. Keadaan gigi saya diperparah setelah pemakaian kawat gigi ini yang tidak disiplin: gigi kelinci saya berubah menjadi gigi Ronaldo! Yup, ada GAP yang cukup lebar saat itu. Persis gigi si pemain bola asal Brazil itu. :/

Barulah setelah itu, saya memasang fixed brace di dokter gigi spesialis orthodontic di kawasan Kebon Jati Bandung. Biaya yang dikeluarkan jauuuuuhh lebih besar ternyata. Dengan segala tetek bengeknya mulai dari rontgen, cetak gigi, kontrol tiap bulan dan bla bla bla, kebeli tuh motor matic! Behel ini bertengger selama empat tahun di gigi saya. Saat harus dilepas, dokternya bilang langkah selanjutnya adalah pemasangan behel lepasan selama satu tahun. What? Again? Supaya menahan struktur gigi yang sudah rapi dan agar gigi tidak berubah bentuk lagi katanya. Tapiiii, dua tahun berlalu daaaaan there's a gap between my teeth (again)! Thing's getting worse, my teeth have gone rabbit-like teeth. Huhuuuu... 

Menurut adik saya, yang calon dokter gigi, memang sebenarnya susunan gigi manusia itu berubah bentuk seiring waktu dan tumbuhnya gigi bungsu yang letaknya di kanan kiri ujung bagian dalam rahang juga bisa berpengaruh terhadap human's tooth movement. Baiklah, saya terima saja. Rencananya sih kepengen dikawat lagi, tapi nunggu adik saya jadi dokter gigi dulu deh biar gratisss. Hihi. -- masih lama juga kali -____-

Left to right: with fixed brace, with removable brace, without brace (captured a day after brace officially removed)

July 15, 2013