July 26, 2016

My Pregnancy Story: Tes Darah Saat Hamil

Di atas usia kehamilan 35 Minggu, dokter meminta saya melakukan tes darah di lab untuk melihat apakah asupan makanan saya selama hamil baik atau tidak. Indikatornya dapat terlihat dari kadar Hemoglobin atau Hb. Jika Hb rendah maka dapat dikatakan bahwa ibu hamil kurang mendapat nutrisi yang baik dari makanan yang ia konsumsi seperti zat besi dan protein. Kebutuhan nutrisi ekstra ini sangat dibutuhkan di dalam perkembangan janin.

Hb ibu hamil yang normal yaitu antara 11-12 dan ini berarti ibu hamil tersebut dapat melahirkan dengan aman tanpa transfusi darah. Namun, sebelum proses persalinan, Hb akan dicek kembali. Hb rendah atau di bawah 10 mengisyaratkan bahwa ibu hamil memiliki resiko anemia. Persalinan dengan Hb rendah sangat risky karena akan mengakibatkan gagal jantung.

Selain Hb, cek darah berfungsi mengetahui kadar leukosit atau sel darah putih, indeks eritrosit, glukosa, dan golongan darah. Berdasarkan referensi yang saya baca, leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi dan penyebabnya yang disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh serta potensi alergi. Indeks eritrosit dapat menggambarkan ukuran dan warna sel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat. Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi Diabetes Mellitus Gestasional atau kencing manis dalam kehamilan. Hal ini perlu diketahui karena yang namanya proses persalinan pasti ada luka dan jika ibu hamil menderita diabetes dikhawatirkan lukanya akan sulit sembuh dan terinfeksi. Golongan darah juga perlu diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu.

Dari hasil tes sampel darah juga bisa diketahui jika terdapat virus Toksoplasma, Rubella, Hepatitis dan HIV, tapi melihat janin sehat dokter tidak menyarankan saya untuk mengambil tes ini.

Pengambilan sampel darah dilakukan di Pramita karena letaknya yang dekat dengan rumah. Saat itu selama bulan puasa saya tidak puasa dulu, jadi saya sarapan pagi sebelum diambil darah. Sesampainya di Pramita, petugasnya bilang kalau mau cek darah harus puasa dulu selama 8 jam dan hanya boleh minum air putih. Yaah saya ngga tau dan ngga tanya sana sini dulu kalau mau cek darah itu gimana :( Belum pernah sih seumur-umur cek darah. Akhirnya saya kembali ke rumah dan puasa 8 jam, sore hari pukul 5 saya ke Pramita lagi diantar Mama.

Darah akan diambil 3 kali dengan jeda 60 menit sehingga saya menunggu selama 2 jam. Di sela jeda 60 menit tersebut saya minum air gula satu gelas penuh. Ini pertama kalinya darah saya diambil, agak parno juga sih jadi dari awal petugasnya menusukkan jarum ke tangan sampai selesai mengambil darah saya ngga berani lihat.

Pengambilan darah pun selesai, hasilnya diambil keesokan harinya. FYI, total biaya yang dikeluarkan untuk tes darah di Lab Klinik Pramita ini adalah Rp 586.000. Oiya, malamnya saya buka tuh plester yang menempel di tangan bekas jarum, jeng jeng jeng bekas darah rembes di bawah permukaan kulit terlihat seperti lebam :(. Bekasnya ini hilang setelah 2 minggu. Salah petugas yang ngga bisa ambil darah atau saya yang terlalu tegang ya? Hehe..

Besoknya hasil lab sudah rilis. Agak deg-degan juga sih kayak mau bagi raport sekolah :D Hasilnya bagus atau ngga yaaa.. Setelah membuka hasil tes dan mengartikannya lewat baca-baca di web kesehatan, Alhamdulillah semuanya normal: Hb saya 11.8, kadar eritrosit, leukosit dll semuanya dalam batas normal. Walaupun ada 2 indikator yang diberi bintang, yang biasanya diartikan bahaya atau hati-hati, bagi wanita hamil kadar tersebut masih tergolong normal. And now, my job is to maintain those things and keep consuming more nutrient-rich foods. Bismillah mudah-mudahan Baby F sehat terus dan semuanya lancar sampai melahirkan. Aamiin.



Hasil Lab

Hasil Lab

Hasil Lab

 

No comments:

Post a Comment