Motivasi Berbenah
Motivasi utama saya dalam berbenah adalah suami dan anak. Saya ingin
suami nyaman tinggal di rumah yang teratur segala sesuatunya, mulai dari
pakaian, berkas- berkas kantornya hingga perkakas di dapur. Sedari dini, anak
mulai ditanamkan kedisiplinan dan diajarkan menyimpan mainan dan alat gambar
pada tempatnya sehingga saat akan digunakan kembali mudah diambil. Hampir
setiap hari saya beres-beres rumah: pagi, sore dan malam hari. Bisa dibilang
saya menghabiskan hidup saya untuk beberes. Maka dari itu motivasi lain saya
dalam berbenah ke depannya adalah menjadikan aktivitas berbenah
menjadi lebih mudah dan tentunya menyenangkan. Tidak perlu berbenah sembari
mengomel yang berujung pada depresi. Saya ingin mengubah gaya hidup keluarga
menjadi lebih disiplin terutama dalam meletakkan barang-barang di rumah.
Hal seperti ini tentu akan berdampak bagi anak saya di kehidupannya kelak
seperti membuang sampah pada tempatnya. Efek dari motivasi yang saya sebutkan
tadi pasti membuat rumah menjadi rapi.
Visualisasi Gaya Hidup Ideal
Setiap orang pasti
memiliki angan tentang hunian dan gaya hidup yang ideal. Sejak memiliki rumah
sendiri - walaupun tidak terlalu besar, saya sering berimajinasi seperti apa
rumah dan life style ala keluarga kami kelak.
Membuang sampah pada tempatnya
Suami saya adalah seorang perokok, seringkali saya menemukan puntungnya di
mana2: di atas meja kerja, di pojok ruang tv, di atas bak mandi dan tempat
lainnya. Saya selalu mengedukasinya (baca: mengomelinya) setiap saat untuk
membuang puntung rokok di tempat sampah atau setidaknya di asbak yang telah disediakan.
Perlahan beliau mulai membuang puntung rokoknya di tempat seharusnya. Semoga
lebih disiplin lagi.
Barang-barang memiliki ‘rumahnya’ masing-masing
Inilah metode konmari
yang paling saya suka: tidying by categories. Dengan memilah
barang-barang sesuai jenis atau kategorinya maka kita dapat lebih mudah
mendapatkannya saat akan digunakan. Tidak perlu tanya-tanya lagi di mana
pensil, kaos kaki dan lainnya.
Workspace
Cita-cita saya dan suami
adalah memiliki meja kerja. Sebagai penjual online shop saya harus rapi dalam
hal administrasi menginput data penjualan ke laptop, nah agar lebih rajin
jualannya saya ingin memiliki workdesk yang nyaman saat saya harus bekerja.
Begitu pula dengan suami saya yang kadang membawa tugas kantornya ke rumah.
Kami harus nyaman saat bekerja di rumah. Alhamdulillah ini sudah tercapai walau
sederhana. Berikutnya foto workspace di rumah kami.
Ruang tidur yang nyaman
Saya sering terilhami dari foto-foto rumah di pinterest. Semuanya membuat
saya semangat untuk memvisualisasikan ruangan ideal di rumah sehingga tercipta
‘home sweet home’ yang sesuangguhnya. Ruang tidur kami saat ini masih tergolong
berantakan, segala barang yang seharusnya tidak di ruang tidur tp malah
tergeletak di sana. Semoga setelah ikut kelas online konmari, realisasi ruang
tidur dengan konsep minimal living tercapai.
Timeline Bebenah
Waktu bebenah ala konmari yang akan saya mulai yaitu mengikuti jadwal dari
kelas online Shokyuu. Saya print out jadwal berbenahnya dan saya pasang di
gridwall. Berdasarkan jadwal, tidying festival akan dimulai awal Agustus
dimulai dengan kategori pakaian. Selanjutnya adalah books, papers, komono (
miscellaneous items), kitchen dan sentimental items. Akhir dari jadwal
berbenah adalah pertengahan September. Timeline ini merupakan short term
berbenah dalam konmari, maksimalnya adalah 6 bulan. Bismillah mudah-mudahan
selalu semangat dalam mengikuti kelas konmari dan mudah-mudahan benar bisa
menjadi ‘the life changing magic of tidying up’ sesuai judul buku Marie
Kondo.
Sumber foto:
Gambar motivasi:
Pinterest
Storage inspiration:
Instagram @thehomeedit
Workspace: koleksi
pribadi
Ruang tidur: Pinterest