September 17, 2018

Task 9: Tidying Kitchen

Ngga kerasa udah sampai tahapan tidying kitchen di kelas Shokyuu Batch 2. Dapur yang rapi dan ngga banyak barang alias minimalis adalah hal yang saya impikan sejak memiliki rumah. Item di dapur ternyata adalah yang paling banyak, dari mulai peralatan masak dan makan, food container yang jumlahnya tak terkira hasil lapar mata di mall atau online shop, hingga bahan makanan kadaluarsa akibat hobi melihat diskon di supermarket dan akhirnya lupa belum terpakai.

Kendala saat merapikan dapur adalah bingung mesti mulai dari mana saking banyaknya barang. Akhirnya saya mulai dari wadah plastik yang sudah tidak spark joy, banyak sekali yang masuk kardus untuk disumbangkan. Panci kado nikah dan gelas-gelas sovenir pernikahan temen juga lebih baik dipensiunkan karena memang tidak terpakai sama sekali. Akhirnya setelah 2 jam beberes kelar juga urusan dapur ini.

Harapan ke depannya setelah tidying kitchen yaitu:
1. bisa lebih konsisten menaruh barang di dapur pada 'rumah'-nya
2. tidak menunda cuci piring dan segera bersihkan dapur setelah selesai masak agar ketika akan masak lagi ngga bikin malas.
3. pasang ambalan dan rel fintorp Ikea agar dinding dapurnya ngga polos-polos amat. hihi...

Before tidying

Before tidying: tempat bumbu dari kaleng kue yang udah karatan :p

Before tidying: isi lemari dapur

Before tidying: masih belum konsisten rapihin kulkas padahal udah kenal foodprep dan konmari sejak setahun lalu
After tidying
After tidying: menambahkan wallpaper untuk mengganti suasana dan meningkatkan mood masak

Toples bumbu dan botol minyak kini

Isi kulkas after tidying

September 10, 2018

Task 8: Tidying Komono

Komono adalah printilan atau barang-barang kecil di rumah selain clothes, books, papers, dan sentimental items (mainan anak dan kitchen akan dibahas terpisah). Kategori ini memiliki banyak subkategori seperti aksesoris, make-up, skincare, toiletries, cleaning products, obat-obatan, alat tulis, dan lain sebagainya.

Saya sendiri sudah membuat list komono yang akan dikerjakan yaitu make-up dan skincare, obat-obatan dan detergen. Kendala yang dihadapi adalah mood bebenah yang sedang menurun akhir-akhir ini, mungkin bawaan hamil muda yaaa hehe... Alhasil bebenah ini dikerjakan dadakan senin pagi. Alhamdulillah selesai juga setelah dikerjakan pelan-pelan sambil ngasuh bocah yang dikit-dikit berantakin kerjaan mamaknya. Huhuuu..

1. Make-up dan Skincare

Before tidying
After tidying: makeup dan skincare ada di satu kotak dan dipisahkan oleh kotak kecil di dalamnya agar tidak tercampur dan mudah dicari.

2. Obat-obatan

Before tidying
After tidying: ternyata banyak obat yang telah kadaluarsa dan akhirnya dibuang. Kotak obat pun terlihat lebih lapang dan lebih rapi
3. Cleaning Products

Before tidying: detergen dan teman-temannya masih tergeletak di bawah sink tanpa kotak

After tidying: cleaning products diletakkan di dalam box agar terlihat rapi



August 31, 2018

Task 7: Tidying Papers

Koleksi papers saya mulai dari ijazah SD-S2, handout kuliah sarjana dan master, hingga bahan ajar sebagai dosen di dua perguruan tinggi semua ada di rumah orang tua di Cimahi. Kok ya pas banget timingnya dua minggu ini saya mudik? Memang takdir mesti beberes dokumen yang bejibun itu.

Saya kira ini akan mudah tapi nyatanya tidak. Sulit sekali merelakan kertas-kertas yang pernah mengisi hari-hari saya sebagai mahasiswa S1 dan pascasarjana. Lembar pendaftaran S2, Kartu Rencana Studi, Kartu Hasil Studi dengan deretan nilai A. Semuanya kenangan akademik yang ingin saya simpan. Sulit sekali melepasnya karena mengingatkan saya pada momen-momen indah selama 6 tahun menempuh pendidikan S1 dan S2 di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Betapa kerasnya saya belajar untuk meraih nilai-nilai itu dan akhirnya tercapai. Kemudian, proposal tesis dengan catatan revisi yang ditulistangan dosen pembimbing hingga klip revisi tesis mulai Bab 1 sampai 5. Ah semuanya bikin saya rindu belajar lagi.

Tapi untuk apa disimpan? Kan seluruh nilai sudah terakumulasi di Transkrip Nilai Ijazah. Salinan tesis yang paripurna pun sudah ada dalam bentuk hardcover maupun softfile. Lalu dokumen lain berisi Surat Tugas Mengajar sebagai dosen dan tugas-tugas mahasiswa tercinta saya. Menyentuhnya helai demi helai membuat saya makin rindu mengajar lagi. Memang dari dulu mengajar adalah passion dan panggilan hati. Saya hampir menangis menyortir ini semua. Kenapa? Karena teringat saat ini saya belum bisa melanjutkan passion saya sebagai pengajar. Saya tidak bisa meninggalkan anak balita saya sendirian di rumah dengan babysitter tanpa pengasuhan saya.

Daripada malah menjadi drama, solusinya:
- jadikan proses sortir papers ini sebagai ajang bersyukur karena Allah telah memberikan waktu kepada saya untuk menjadi Magister Pendidikan sebelum saya menikah dan punya anak. Jadilah saya Ibu Rumah Tangga lulusan S2. Alhamdulillah.
- teguhkan hati bahwa tidak ada papers yang akan masuk kategori sentimental items karena malah akan lebih sulit melepaskannya.
- ambil foto paper yang memang layak dikenang namun sudah saatnya dipensiunkan.
- ubah rasa melankolis ini menjadi semangat baru untuk kuliah doktor dan dapat menyalakan passion mengajar yang telah lama padam. Sambil berdoa mudah-mudahan Allah memberi kesempatan pada saya lagi di waktu yang tepat.

Before tidying
Discard!!
After Tidying: Papers dikategorikan menjadi (a) ijazah dan sertifikat, (b) handout kuliah S2, (c) materi ajar, (d) SAP perkuliahan, (e) Surat Tugas
Berhubung lebar lemari pendek, penyimpanan map pun saya sesuaikan namun tetap vertikal sesuai kaidah KonMari

NB:
* Di rumah tinggal saya saat ini hanya ada sedikit papers milik suami yang telah tersusun di satu clear holder dan struk-struk pembayaran listrik, air, gas, telkom. Jadi memang tidak perlu bebenah kertas.
* Maap jadi curhat kepanjangan wkwkwk...

August 27, 2018

Task 6: Tidying Books

Tidying kategori berikutnya dalam KonMari adalah buku. Di rumah saya buku yang ada hanya buku cerita anak dan beberapa novel dan telah tersusun rapi di raknya. Nah, kebetulan sekali minggu lalu saya pulang ke rumah orang tua untuk liburan Idul Adha, saya pun mencoba ber-KonMari dengan buku adik bungsu saya yang saat ini masih menempuh kuliah Kedokteran Gigi.

Mengapa memilih buku milik adik saya? Pertama, karena saya tahu buku-buku kuliahnya sangat amat berantakan dan tak teratur. Kedua, sebagai seorang Kakak, rasanya masih punya tanggung jawab membantu adik saya, dalam hal membenahi bukunya. Semoga setelah tersusun rapi adik lelaki saya bisa mendapat suntikan semangat baru untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya.

Iniah before-after rak buku tersebut.

Before tidying

After tidying

August 15, 2018

Task 5: Tidying Clothes (Part 2)

Setelah minggu lalu serius berkutat dengan sorting pakaian dan proses melipat ala KonMari, saya mulai merasakan perbedaan dan sederet manfaat, terutama untuk diri sendiri.

Pertama, rutinitas berpakaian menjadi lebih singkat. Saya tidak perlu lagi ngubek-ngubek isi lemari mencari selembar baju. Semuanya sudah terlihat dalam sekali sapuan mata. Biasanya kalau mau pergi, saya bengong di depan lemari berpikir mau pake baju apa. Seringkali saya bertanya-tanya apakah saya jadi kelihatan lebih skinny kalo pake baju ini dan itu. Tapi sekaramg baju-baju yang membuat saya tidak nyaman dan tidak percaya diri sudah saya pensiunkan. Sekarang isi lemari hanya baju yang membangkitkan semangat, membangkitkan kebahagiaan.

Kedua, perasaan bahagia dan relaks setiap membuka lemari. Belum pernah saya sebahagia ini saat membuka lemari. Tiap saya buka drawer atau lemari pasti senyum ngga pernah lepas ketika melihat deretan gradasi warna cantik dan susunan pakaian yang rapi. Walau lagi ngga beres-beres, kadang saya iseng buka lemari untuk melihat secuil kebahagiaan di dalamnya. No more stressful!
 
Ketiga, menjadi mood booster saat melipat baju. Sekarang saya jadi jauh lebih semangat saat melipat pakain dari jemuran untuk dimasukkan ke lemari. Biasanya pakaian setelah diangkat dari jemuran akan teronggok begitu saja di atas meja setrika selama dua hari karena setelah dilipat tidak ada lagi spacenya.

Keempat, ternyata setelah melewati proses berbenah kemarin saya jadi lebih mengenal diri sendiri. Saya jadi tahu pakaian mana yang cocok, nyaman untuk saya dan mana yang dapat mengoptimalkan rasa percaya diri. Saya bisa mengantisipasi pakaian seperti apa yang akan saya beli di kemudian hari. Tidak perlu tergiur mengikuti trend, tapi ukurlah kenyamanannya dan percaya diri saat memakainya.

Baru satu saja kategori yang saya kerjakan dalam ber-KonMari, tapi saya sudah bisa merasakan bahwa KonMari mulai merubah hidup saya ke arah yang lebih positif: Tidy clothes, tidy mind! 




August 10, 2018

Task 4: Tidying Clothes (Part 1)

Tidying festival sudah dimulai! Kategori pertama yang musti dibenahi adalah pakaian. Bingung banget mau mulai dari mana saking banyaknya pakaian yang kami punya di rumah. Apalagi baju Pak Suami yang 5x jumlah baju saya. Contohnya saja jeans. Pak Suami punya 15 biji! Saya aja cuma punya satu dan itu jarang banget dipake. Tapi setelah diskusi panjang lebar akhirnya beliau mau memensiunkan beberapa.

Proses tidying clothes ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pakaian pribadi saya, pakaian suami, pakaian anak, bedsheet, dan perlengkapan shalat. 

Lemari utama sebelum dibenahi yang berisi pakaian saya dan Pak Suami


Lemari sebelum dibenahi berisi pakaian anak, pakaian olah raga suami dan jaket suami


Mengumpulkan semua pakaian di satu tempat

Pakaian suami yang telah lulus spark joy

Pakaian saya yang telah lulus spark joy

Pakaian yang telah dilipat ala KonMari harus bisa diberdirikan. Just like Kondo says, fold what can be folded and stand what can be stood.


Pakaian yang telah dilipat ala KonMari

Before-after pakaian futsal suami di laci.
Setelah dilipat ala Konmari semua pakaian olahraga jadi satu di sini, yang tadinya terpisah di 2 lemari.

Lemari setelah dibenahi
Laci hijab sebelum dan sesudah dilipat ala KonMari

Isi drawer setelah dilipat ala KonMari


Lemari setelah dibenahi.
Pakaian di kotak adalah dress dan celana kerja yang jarang sekali dipakai tapi masih spark joy

Kid's clothes

Mengumpulkan semua pakaian

Pakaian yang telah lulus spark joy

Proses melipat ala KonMari

Pakaian yang telah dilipat ala KonMari

Isi lemari pakaian anak setelah dibenahi


Bedsheet & peralatan shalat

Lemari berisi bedsheet, sarung, mukena sebelum dibenahi

Semua dikumpulkan dan berlanjut ke sortir spark joy

Setelah dilipat ala KonMari

Lemari berisi jaket suami, bedsheet dan peralasan shalat

Penampakan keseluruhan lemari berisi jaket suami, pakaian anak, bedsheet dan peralatan shalat
Yeayyyy selesai jugaaa, lega banget rasanya. Sepertinya kategori pakaian ini paling memakan energi dan waktu (eh blm tau juga sih masih ada 5 kategori lain hahaha..) mungkin karena merupakan item paling banyak di rumah. Naaah setelah semua dibenahi secara kaidah KonMari jadi ngga males buka lemari kaaan? Oh so sparking joy!

#Shokyuuclass
#ShokyuuB2Task4
#KonmariIndonesia

Oleh: Tantri Wandansari (Shokyuu Class Batch 2 Group 3)

August 09, 2018

Konteks Bersyukur dalam Berbenah #quizshokyuu

Bagi saya, saat berbenah adalah saat me-time, self-talk, sekaligus belajar untuk pandai bersyukur. Melihat barang yang dimiliki, menyentuhnya satu persatu, memilah-milah, serta mengingat kembali peranan barang-barang tadi, pada saat itulah saya belajar berterimakasih dan bersyukur.

Seringkali saya lupa bersyukur.

"Kok baju cuma ini ini aja. Belum punya ini, belum punya itu."

Malahan, rasanya rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Saat melihat orang lain, apa yang dimilikinya terlihat lebih baik dari milik saya dan keluarga.

Nah, saat proses berbenah mulai berjalan, menurut Marie Kondo, kita harus mengumpulkan barang dalam satu tempat agar kita menyadari bahwa itulah yang dimiliki.

"Wah banyak juga ya!! Punya tho baju ini sampai lupa!"

Ternyata baju banyak yang masih bagus tapi tidak terpakai karena terselip di tumpukan terbawah. Rasa syukur pun segera menyelusup ke hati.

"Hei coba tengok barang-barang itu, kemudian ingatkah ibu paruh baya dan anaknya dengan pakaian lusuh mengais sampah di sisi jalan kemarin?"

Mereka tidak punya pakaian bagus, sedangkan saya punya banyak dan bahkan tak terpakai. Buru-buru saya mengucap hamdallah.

"Alhamdulillah masih diberi rejeki."

Saya ucapkan terima kasih juga pada baju-baju itu karena telah memberikan kebahagiaan saat membelinya, lalu berkata, "saatnya kalian pensiun dan bahagiakan orang lain yang memakainya."

Ya, dengan ber-KonMari saya jadi bersyukur dan ikhlas merelakan barang-barang yang tak terpakai namun bermanfaat bagi orang lain. Efek positifnya lagi dari berbenah ala KonMari dan menjadi terapi bagi saya adalah kebahagian.

Ternyata kebahagiaan dapat muncul dari bersyukur atas barang yang telah dimiliki. Pas banget dengan quote yang di-share Teh Ridha (fasilitator grup),

"Joy is what happens to us when we allow ourselves to recognize how good things really are."
- Marianne Williamson

*tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas Quiz minggu ke 4 di kelas Shokyuu. Alhamdulillah dapet reward bagde merah sebagai 3 tulisan terbaik di grup 3. Masih ada lagi sih yang ter dari yang terbaik dapat badge hitam. Hehe..*

Ini dia badge-nya...