Alamat: Jl. Bukit Pakar Timur No. 100, Bandung
Patokannya kalo udah liat plang Sierra Cafe, nah langsung belok kiri. Luruuuus terus ke atas sampe nemu Selasar Sunaryo yang ada di sebelah kiri jalan. Tempatnya adem banget, asik buat nongkrong berjam-jam.
Harganya standar lah IDR 10K - 30K.
June 24, 2013
June 21, 2013
WANDANSARI bukan WANDASARI #day7
"What's in a name? that which we call a rose by any other name would smell as sweet."
Begitulah kutipan dari Juliet Capulet dalam Roman terkenal karya William Shakespeare. Yah apalah arti sebuah nama. Tapi menurut saya, nama itu begitu penting.
Pernah seorang mahasiswa di tempat saya mengajar dengan salah menulis nama belakang saya.
Begitulah kutipan dari Juliet Capulet dalam Roman terkenal karya William Shakespeare. Yah apalah arti sebuah nama. Tapi menurut saya, nama itu begitu penting.
Pernah seorang mahasiswa di tempat saya mengajar dengan salah menulis nama belakang saya.
“Tantri
Wandasari”.
“Pake
N ya, WandaNsari.” -- entah ini kalimat
ke berapa ribu kali tiap seseorang menyebut nama saya. Selalu begitu, salah
mulu!
“Artinya
emang apa bu Wandansari teh?”
Eaaaa
saya pun bengong sepersekian detik. Jujur sering bingung kalau ditanya begitu
karena saya tidak tahu pasti asal muasal nama yang bapak saya anugerahkan itu.
Sejak
jaman saya SD juga udah sering misspelled.
Selalu dengan meniadakan N di antara ‘Wanda’
dan ‘sari’. Kagok gitu yah? Akibatnya
saya pun bolak-balik minta dibenerin kayak rapot, piagam dan sebagainya.
Seingat
saya, saya pernah menanyakan ini pada bapak saya dan beliau bilang:
“Wandansari itu
seorang putri. -- halah beurat euy! -- adiknya Sultan Agung dari Mataram. Dia juga senopati
perempuan dan menikah dengan Pangeran Pekik Adipati dari Surabaya.
Dengan
ber-ooh panjang, rasa penasaran saya pun hilang. Yah, memang bapak saya itu
penggemar cerita kolosal macam kerajaan-kerajaan Islam, Hindu, Budha. Ngga
heran nama saya terinspirasi dari salah satu tokohnya.
Ah
jadi kepikiran juga, nanti kalau saya punya anak, saya mau kasih nama yang
berbau kerajaan-kerajaan Indonesia. It sounds cooool!!! :)
June 20, 2013
BPKB dan Campur Tangan Allah #day6
Teringat
2 bulan yang lalu, saya dimintai tolong oleh teman dekat saya untuk mengambil BPKB
mobil kakaknya di sebuah dealer mobil
buatan Jepang. Loh kok saya? Bukannya BPKB itu hanya boleh diambil oleh orang
yang namanya tertulis di sana? Lagian saya kan bukan siapa-siapa teman saya itu
-- maksudnya saya kan cuma teman, bukan keluarga.
Jadi
singkat cerita, karena sesuatu hal yang mengakibatkan kakaknya tidak bisa
mengambil secara langsung, saya diminta mengambilkan BPKB karena wajah saya
dibilang mirip dengan kakaknya. Saya pernah bertemu dengannya dan mencoba
mengingat lagi seperti apa wujud kakak teman saya itu.
HAAAAAAHHH
mirip dari mananyaaaa atulaaaah? Saya ini kurus, tinggi, langsing dan kakak
teman saya itu badannya 2 kali lipat dari saya. Dari segi wajah juga kata saya
mah jauuuuh pisaaaan. Tapi setelah ditelaah lebih lanjut, akhirnya saya
menemukan kesamaan yaitu… *jengjengjengjeng*
…kulit
putih dan cantik! :))))))) *jangan muntah yaaa pliiiis* *becanda kok*
Untuk
mengambil BPKB diperlukan KTP yang mana di situ ada fotonya kan ya?! Tapi,
untungnya foto di KTP itu kan cuma pas foto 2x3 ya bukan foto close up seluruh
badan. Kebayang kalo gitu. Haha.
Yah
pokoknya akhir cerita BPKB berhasil ada di tangan saya, dan kemudian saya
serahkan kepada teman saya.
Prosesnya
tidak sampai 10 menit. Saya hanya harus menyerahkan KTP kepunyaan kakak teman
saya, tanda tangan di bukti tanda terima dan mengecek kelengkapan BPKB. Iya
hanya itu. Ngga pake tanya ini itu seperti yang saya takutkan -- yang kalau ditanya pun saya sudah siap
karena sudah latihan dengan scenario yang diberikan. Hehe.
Saat
melangkah keluar dealer dan melihat
barang berharga itu di tangan saya, ingin deeeeh salto sambil kayang. Serius
seneng banget. Seneng banget akhirnya berhasil menolong teman saya. :)
Nah,
apa hubungannya dengan campur tangan Allah?
Coba
deh pikir lagi, betapa beruntungnya saya ngga ketemu sama Salesman yang dulu jual mobilnya, kalau ketemu gagal semua rencana
yang udah disusun. Terus KTP harus asli kan? Yang saya bawa mah fotokopian,
burem pulak! Tanda tangan juga ngga mirip-mirip amat sama yang asli – iyalah maklum lha wong belajar tanda tangan
orang lain hanya satu jam.
Usut
punya usut, sebelum saya ngambil BPKB, saya sempatkan solat dhuhur dulu di
masjid terdekat, ketika keluar masjid saya serahkan sebagian rejeki saya ke
dalam kotak amal. Lalu, saat di jalan, ada seorang nenek yang meminta untuk
disebrangkan jalan. Saya tolonglah nenek itu. Padahal ya saya cuma nolong
nyebrangin aja, tapi beliau ini ngucapin terima kasihnya kayak abis dikasih
duit seratus juta.
Setelah
flashback, oooh ini mungkin
pertolongan Allah teh. Saya dikasih kemudahan ngambil BPKB -- yang saya kira
bakal menemukan banyak hambatan. Terlepas benar atau tidaknya saya percaya Allah
akan menolong kita kalau kita juga menolong sesama.
Terima
kasih ya Allah atas pertolonganMu hari itu.
Hikmah
dari peristiwa ini adalah bahwa:
1. sebenarnya BPKB bisa
diambil oleh keluarga dengan adanya surat kuasa. -- Hadeuh tau gt mah ngga usah repot-repot bikin skenario. Bukan saya
menyesal loh ya, beneran saya seneng bisa nolong temen saya. Sumpah!
2.
Menolong
seseorang dengan ikhlas pasti akan diganjar kemudahan yang luar biasa dari Allah.
3.
Bukan
bermaksud cerita sok baik nolong orang atau riya ya, tapi ini mah jadi contoh
aja dan memberi semangat untuk menolong sesama. Sekecil apapun pertolongan yang
kita berikan, Allah akan catat. Dan pasti akan dibalas, cepat atau lambat. -- Dan dalam kasus saya tadi Allah balesnya
cepet banget. :)
Yak,
sekali lagi bukan niatan saya untuk riya. Selamat menolong sesama ya dan
selamat menerima keajaiban dari Allah! :D
And
…
CASE CLOSED.
Ash to Ash, Dust to Dust
Beberapa hari kemarin saya tidak memposting
dikarenakan ada incident pacar adik saya meninggal dunia pada 8 Juni
2013 lalu. :( Mood untuk menulis seakan menguap sebab rasa duka yang
masih mendalam.
Semoga tenang di sana ya. Allah SWT pasti menempatkanmu di tempatNya yang terbaik. Terima kasih selama tiga tahun terakhir ini telah menjaga adik saya. Selamat jalan. :'(
Semoga tenang di sana ya. Allah SWT pasti menempatkanmu di tempatNya yang terbaik. Terima kasih selama tiga tahun terakhir ini telah menjaga adik saya. Selamat jalan. :'(
June 07, 2013
#jodoh #nikah #day5
“Itu teh kayak tujuan hidup. Tapi kita ngga pernah tau
kapan, di mana, siapa.”
Larasati Ayuningsing,
25 tahun, sudah menikah
Merinding bacanya, untung ngga sampe nangis. Terima kasih
nasehat-nasehatnya, teman. :)
PS:
Hashtag judul di atas sekarang sedang
jadi trending topic dalam timeline hidup saya setahun belakangan
ini. Well, banyak juga kan yang kayak saya? *cari temen* :)))
Sabar aja lah ya. :)
June 06, 2013
Me and Mr. Tripod #day4
Dan
saya belajar bahwa menegakkan tripod untuk bisa digunakan sesuai dengan apa
yang kita inginkan itu butuh upaya dan waktu.
Seperti
halnya mimpi-mimpi saya yang coba saya bangun juga memerlukan kerja keras dan
waktu.
…dan
satu lagi…
…doa.
:)
June 05, 2013
Ketika Lelaki Berbicara Pernikahan #day3
Beberapa
hari yang lalu saya dan seorang teman pria -- temen loh ya -- tak sengaja tergiring ke pembicaraan tentang
pernikahan.
Dia
bilang bahwa menikah perlu bekal untuk makan anak istri. Jadi ya tunggu sampai ‘bekal’-nya
itu cukup barulah dia akan melamar seorang gadis. Katanya lagi, ‘cewek jaman sekarang kan ngga mau diajak
susah.’ -- ah kata siapaaaah? hey bung ngga semua cewek kayak gt. Buka deh
matanya lebar-lebar dan indra perasaannya diasah. Masih banyak cewek yang mau
diajak susah, tapi perlu di-highlight
di sini bahwa sang cowok memang memiliki p-o-t-e-n-s-i yang bisa membuatnya
besar.
Jadi
inget cerita mamah dulu ketika nikah sama bapak cuma modal buku. Ngontrak rumah
di gang sempit dengan perabot seadanya: dipan, lemari baju dan rak berisi
buku-buku. Iya hanya itu. Tapi Alhamdulillah sekarang kehidupan kami luar biasa
berkecukupan.
‘Kenapa
mau sama bapak, Mah?’ tanya saya.
‘Bapakmu
itu walopun ngga punya apa-apa tapi udah punya pegangan sebagai PNS -- tau sendiri lah ya jaman itu PNS gajinya
ngga kebayang kecilnya -- tapi yang lebih penting bapakmu itu pekerja
keras.
Nah
itulah P-O-T-E-N-S-I.
Kembali
lagi ke soal laki-laki yang ingin menikah tapi banyak perhitungan. Menurut Ipho
‘Right’ Santosa -- pasti tau ya
beliau ini pakar otak kanan yang sudah banyak sekali menelurkan buku best seller seperti ‘7 Keajaiban Rezeki’ -- tipe laki-laki kayak gitu berarti otak
kanannya lemah. Otak kirinya yang menguasai dirinya. Mereka sangat berpikir
rasionalis dan matematis.
Oh
ternyata itu ya yang ada di pikiran laki-laki -- dengan otak kiri -- ketika
akan menikah. Banyak sekali yang harus dipertimbangkan. Memang ngga salah sih, justru
itu jadi motivasi mereka untuk bekerja lebih giat. Tapi kalo sampe umur sekian
merasa belum mapan, trus kapan nikahnya?
Sebagian
lagi -- laki-laki dengan otak kanan superior -- ngga mikir tuh ‘ntar bini gue mau dikasih makan apa?’. Mereka
hanya percaya dan yakin bahwa sesungguhnya pernikahan itu membuka pintu rezeki.
Mereka berkeyakinan bahwa setelah menikah rezeki pasti akan dicukupkan oleh Sang
Maha Kaya. Mau beli rumah cukup, mau beli mobil cukup, mau beli apapun cukup.
Ngga perlu hitungan matematis, memang kalo gitu keliatannya impossible.
Ada
lagi nih curhatan temen yang mau melamar ceweknya. Tapi karena ada ganjelan si
cewek minta rumah dulu sebelum nikah, urung lah niat sang cowok melamar.
Menurut saya sih, bicarakan baik-baik sama ceweknya dan orang tua ceweknya.
InsyaAllah kalau ceweknya memang sayang dan mau nerimo opo anane ya pasti diterima lamarannya. Nikah deh.
Yaaa
semuanya balik lagi ke diri masing-masing laki-laki. Keputusan ada pada diri
kalian. Yang BERANI menetapkan satu pilihan dan MELAMAR-lah yang benar-benar
laki-laki. -- menurut saya lho ini. No
offense! :D
Baiklah...
Selamat
melamar dan …
…
selamat menunggu dilamar! :D
Subscribe to:
Posts (Atom)